Joko Widodo Presiden, siang hari ini, Kamis (8/12/2022), menyalurkan bantuan untuk perbaikan rumah warga terdampak gempa bumi Magnitude 5,6, yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Penyaluran bantuan secara simbolis berlangsung di Lapangan Tembak Tapal Kuda Yonif Raider 300, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, Kepala Negara menyampaikan harapan supaya warga bisa segera membersihkan puing-puing, dan memulai pembangunan rumahnya.
“Saya titip agar pembangunannya segera dimulai, rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing. Batu batanya yang bisa dipakai dibersihkan dipakai lagi. Kayunya yang bisa dipakai juga agar bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Bantuan tahap pertama yang disalurkan Presiden diterima sekitar 8.100 warga korban bencana yang rumahnya rusak.
Jokowi mengatakan, Pemerintah menambah uang bantuan untuk warga berdasarkan tingkat kerusakan rumah tinggalnya.
Untuk yang rusak berat naik dari Rp50 juta menjadi Rp60 juta. Yang rumahnya rusak sedang dari Rp25 juta menjadi Rp30 juta, dan yang rusak ringan mendapat bantuan Rp15 juta dari sebelumnya Rp10 juta.
“Tadi malam saya hitung-hitung lagi, tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan, ada uang atau tidak? Ternyata ada sedikit. Sehingga, saya putuskan yang Rp50 juta akan menjadi Rp60 juta, yang Rp25 juta akan menjadi Rp30 juta, yang Rp10 juta akan menjadi Rp15 juta,” paparnya.
Menurut Presiden, uang bantuan nantinya bisa diambil warga secara bertahap. Mekanisme itu diterapkan supaya uang bantuan benar-benar dipakai untuk pembangunan rumah, bukan untuk kepentingan lain.
“Pengalaman di provinsi yang lain, diberikan semua, diambil semua, tidak jadi barang, tidak jadi rumah. Ada yang jadi sepeda motor. Oleh sebab itu, jangan sampai itu terjadi juga di Cugenang, di Cianjur. Uang yang sudah diberikan 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah yang rusak,” tegasnya.
Terkait pencairan dana bantuan, Jokowi memerintahkan Suharyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penyederhanaan prosedur.
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan supaya masyarakat di Kabupaten Cianjur mengikuti rekomendasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pembangunan rumahnya.
Rekomendasi bangunan rumah tahan gempa penting diikuti sebagai bentuk antisipasi, karena Indonesia berada di kawasan cincin api atau ring of fire. Sehingga, rawan terjadi bencana alam.
“Kita harus menyadari berada di garis cincin api, baik di Sumatra, di Jawa, Bali, NTB, NTT, semuanya. Oleh sebab itu, sekali lagi saya ingatkan agar rumah yang dibangun tahan gempa. Jadi kolommnya itu memang dibuat khusus. Silakan nanti ditanyakan ke Kementerian PU,” katanya.
Di tempat terpisah, Suharyanto Kepala BNPB mengungkapkan, menjelang selesainya fase tanggap darurat, pihaknya secara paralel melakukan pendataan dan verifikasi rumah warga yang rusak.
Data sementara yang tercatat, ada 53.981 unit rumah warga yang rusak akibat gempa bumi di Cianjur. Terdiri dari 13.133 unit rusak berat, 15.348 unit rusak sedang, dan 25.500 unit rumah rusak ringan.(rid/rst)