Armuji Wakil Wali Kota Surabaya mengakui program pemberdayaan nelayan di kota pahlawan mandek dan pemberian insentif belum menghasilkan manfaat yang signifikan.
“Tahun lalu pemerintah mereka diberdayakan dan diberi insentif dengan besaran bervariasi untuk membantu program pemerintah kota. Kemarin ada beberapa pelatihan yang diberikan Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Surabaya hanya beberapa bulan, lalu tidak ada aktivitasnya lagi. Ini perlu kita benahi supaya program lama berkelanjutan,” kata Armuji dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya di Hari Nelayan Nasional, Rabu (6/4/2022).
Pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan ini, kata Armuji, berdampak pada penghasilan nelayan, menjadi semakin memprihatinkan.
Menyikapi program pemberdayaan pada tahun 2021 yang tidak berjalan lagi, Pemerintah Kota Surabaya berencana mengalokasikan dananya menjadi bantuan alat tangkap.
“Kami tawarkan untuk diberikan alat tangkap ikan. Masih negoisasi dan sedang dipikirkan mekanismenya agar tidak melanggar nomenklatur,” kata Armuji.
Terkait plengsengan untuk tempat menjemur ikan yang dijanjikan Pemerintah Kota Surabaya, Armuji mengatakan dana pembangunannya sudah dianggarkan di dinas terkait pada tahun 2022. Namun, belum bisa dilaksanakan. “Plengsengan ini bisa menahan melubernya air laut saat pasang sekaligus penjemuran ikan,” ujarnya.
Terkait teguran yang sering diberikan Satpol PP, menurut Armuji memang lebar jalan Kenjeran ke arah Bulak bentuknya makin menyempit. Untuk itu Armuji menawarkan solusi jangka pendek, menggunakan pembatas jalan untuk menjemur ikan.
Kemudian untuk rendahnya harga jual ikan, ini terjadi karena adanya perbedaan mekanisme penjualan ikan di tengkulak dengan koperasi.
“Kalau nelayan menjual ke koperasi, harus ada mekanisme menunjukkan hasil tangkapan dulu. Sedangkan tengkulak bisa memberi uang dulu
Pemerintah Kota Surabaya telah memiliki masterplan atau dokumen perencanaan tata ruang untuk wilayah pantai. “Pantai di Surabaya ini pantai kota sehingga harus dipikirkan jadi tempat wisata yang indah, termasuk pemberdayaan dan potensi warganya
Perlu diketahui, jumlah nelayan di Kota Surabaya mencapai 1.800 orang. Mereka tersebar di pesisir timur dan barat. Wilayah yaitu Bulak, Kenjeran, dan Mulyorejo. Wilayah barat di Asemrowo.(iss)