Jumat, 22 November 2024

Pelaku Perang Sarung di Surabaya Didominasi Remaja, Polisi Minta Orang Tua Tidak Abai

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Tangkapan layar dari video tawuran di Tambak Asri menjelang sahur, Minggu (3/4/2022). Foto: Video Netter

Fenomena perang sarung yang marak di Jabodetabek kini telah merambah ke berbagai daerah, termasuk Surabaya.

Polsek Asemrowo berhasil mengamankan dua remaja berusia sekitar 14 tahun dalam perang sarung di Jalan Kalibutuh, Bubutan sekitar pukul 24.00 WIB, Kamis (7/4/2022).

Kompol Hari Kurniawan Kapolsek Asemrowo mengatakan, kedua remaja itu diamankan saat berusaha kabur ketika petugas tiba di lokasi.

“TKP di Jalan Kalibutuh, Bubutan, Surabaya kebetulan berbatasan dengan kami Asemrowo. Kami langsung ke TKP dan mereka membubarkan diri, ada yang lari melewati rel kereta api. Kita kejar sampai di Asem Mulya kita amankan dua anak usia kurang lebih 14 tahun,” kata Kompol Hari saat dikonfirmasi Radio Suara Surabaya, Kamis.

Kedua remaja ini diamankan dengan barang bukti empat buah sarung yang di dalamnya berisi banyak batu kerikil.

Ia menjelaskan, perang sarung ini melibatkan dua kelompok yaitu Geng Gangjok (Gang Pojok) Simorejo Sari B dengan geng dari Tembok Bubutan. Masing-masing kelompok beranggotakan antara 30-40 remaja.

Kedua pelaku perang sarung yang tertangkap, sebut Kompol Hari, masih satu geng namun ia tidak menyebut dari kelompok mana.

Saat ditangkap kedua pelaku dengan inisial P dan NS ini menangis dan mengaku hanya ikut-ikutan. Polisi kemudian menghubungi orang tua pelaku dan sudah dikembalikan ke keluarganya.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Hari mengatakan sebelum perang sarung dimulai, kedua kubu saling memprovokasi melalui media sosial dan WhatsApp hingga menyepakati untuk melakukan duel.

“Mulanya mereka panas-panasan melalui medsos, melalui WhatsApp. Akhirnya saling tantang antar kedua kelompok dan sepakat untuk duel menggunakan isyarat kembang api,” terangnya.

Atas fenomena ini Kapolsek menyayangkan orang tua para remaja pelaku perang sarung yang abai dan tidak khawatir saat anaknya tak kunjung pulang meski hari sudah gelap.

“Semoga ini bisa jadi pelajaran buat orang tua. Padahal rata-rata (pelaku perang sarung) masih SMP. Tolong orang tua agar tidak mengabaikan situasi ini,” ujarnya.

Saat ini polisi masih mencari komandan lapangan perang sarung yang identitasnya sudah diketahui agar dapat dilakukan pembinaan.

Lebih lanjut ia menjelaskan fenomena perang sarung saat bulan Ramadan ini mulanya marak di Jabodetabek, namun sudah menjalar ke daerah lain. Dalam perang sarung, pelaku menggunakan sarungnya sebagai senjata perang yang diisi batu kerikil hingga senjata tajam yang kemudian dilipat.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs