Valentino Tandjung (15 tahun) yang dilaporkan hilang oleh ibunya di Suara Surabaya sebulan lalu, ditemukan tak bernyawa tergantung di pohon belakang mal Jalan Rungkut, Surabaya pada Rabu (20/4/2022) sore.
Yuliana Tini warga Jalan Kalirungkut mengudarakan laporan kehilangan anak laki-lakinya pada Senin, 7 Maret 2022 di Radio Suara Surabaya.
Valentino meninggalkan rumah memakai seragam Pramuka, celana panjang, sepatu hitam dan tas ransel kecil. Yuliana mengaku kondisi anaknya inklusi dan lambat berpikir. Valen juga pendiam dan dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari gadgetnya.
Ia mengaku Valen meninggalkan rumah sejak hari Jumat, 4 Maret 2022, berpamitan ingin pergi ke sekolahnya di sebuah SMP Negeri di Surabaya tersebut. Saat berpamitan ia meminta uang saku lebih yang akan digunakannya untuk naik ojek online.
Yuliana mengaku memberi uang saku kurang lebih Rp35 ribu.
“Sebelum berangkat sekolah dia minta uang lebih, bilangnya mau naik Grab. Saya kasih Rp35 ribuan waktu itu,” kata Yuliana saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (21/4/2022) sehari setelah anaknya ditemukan tak bernyawa.
Dia tidak menduga anaknya tidak pulang dalam waktu yang lama. Ia mengira Valen tidak kunjung pulang karena menginap di rumah temannya.
“Waktu itu saya kerja. Pulang kerja kok saya lihat anak ini gak ada di rumah. Saya kecapekan terus saya ketiduran. Bangun jam 9 malam saya telepon HP-nya gak aktif. Pikiran saya anak ini tidur di rumah temannya karena besok itu tanggal merah. Besoknya saya bangun kok masih gak ada Valen. Saya telepon HP-nya gak aktif, cari-cari ke temennya gak ada, saya cari ke keluarga bapaknya juga gak ada. Akhirnya saya laporan ke polisi,” ujarnya.
Hingga sebulan lebih setelahnya pada Rabu (20/4/2022) sore, Yuliana mengaku mendapat kabar penemuan jenazah anak laki-laki tergantung di atas pohon di belakang mal Rungkut. Ia diminta untuk memastikan apakah itu benar barang-barang milik Valen.
“Sore kemarin saya dapat foto suruh cek barang-barangnya. Itu benar punya Valen, masih pakai seragam Pramuka, ada tas sama sepatunya katanya ditemukan 10 meteran. HP-nya ada tapi anehnya dompetnya gak ada. Uang yang saya dan bude-budenya kasih juga gak ada. Di saku tinggal Rp5 ribu,” urainya.
Yuliana menambahkan, sebelum pamit ke sekolah Valen diberi uang saku oleh budenya dan membawa celengan berbentuk drum.
“Sebelum berangkat sekolah saya kasih Rp35 ribuan. Dia pegang uang juga dikasih bude-budenya, ditata di dompetnya. Ada ratusan ribu lebih. Anehnya, saat ditemukan uang yang ditata gak ada, celengannya bentuk drum itu juga dibawa. Kemungkinan dia dipalak,” ujarnya.
Dia menepis berita yang beredar kalau anaknya meninggal bunuh diri di pohon tersebut, ia menduga anaknya dipalak.
“Katanya itu bunuh diri, saya gak percaya wong anaknya ceria sebelum meninggalkan rumah. Sebelum hilang kita sempat jalan-jalan rekreasi. Malam sebelum hilang dia mijitin saya. Anehnya dompet sama celengan uang yang dibawa gak ada,” kata Yuliana.
“Anehnya lagi kalau gantung diri otomatis dia ndingkluk (menunduk), ini ndangak (mendongak),” imbuhnya.
Dengan suara bergetar dia menceritakan, seminggu sebelum Valen hilang dia mendengar ada suara anaknya itu meminta tolong.
“Saya cerita ke saudara-saudara kalau kira-kira seminggu sebelum hilang, saya dengar suaranya Valentino Tandjung bilang Mama tolong tapi gak ada wujudnya,” kisahnya.
Kemudian malam harinya sebelum ia mendapat kabar anaknya ditemukan tidak bernyawa, ia kembali mendengar suara. Kali ini suara itu memberikan secercah harapan kalau anaknya ditemukan.
“Terus malam (dini hari) sebelum ketemu sekitar jam 3 saya dengar suara hari ini anake moleh (hari ini anaknya pulang). Sorenya saya dapat kabar suruh ngecek barang-barangnya,” terangnya.
Saat diberi kabar mengejutkan ini Yuliana mengaku syok berat dan tidak percaya sehingga tidak langsung menuju kamar jenazah RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ia baru ke sana saat jauh lebih kuat.
Kepada suarasurabaya.net dia mengatakan jenazah Valen belum dimakamkan.
“Hari ini masih ngurus di makam Keputih untuk menentukan lokasinya. Kira-kira akan dimakamkan hari ini,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan pelajar sebuah SMP Negeri di Surabaya ditemukan dalam keadaan meninggal tergantung di pohon belakang salah satu mal di kawasan Rungkut, Surabaya pada Rabu (20/4/2022) sore sekitar pukul 16.22 WIB.
Dalam keterangan tertulis yang dibagikan oleh Command Center Surabaya, penemuan jenazah pelajar itu berawal dari office boy mal yang ingin membersihkan area tersebut.
“Saksi mencium bau tidak sedap dan menemukan jenazah tergantung di pohon belakang mal,” mengutip keterangan tertulis, Kamis (21/4/2022).
Oleh petugas jenazah pelajar ini dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Dr. Soetomo.(dfn/ipg)