Jumat, 22 November 2024

Pedagang Janur Musiman Surabaya Keluhkan Sepi Pembeli pada Lebaran Ini

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Rosyida penjual janur musiman di tepi jalan area Pasar Keputran Surabaya, Senin (9/5/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Lebaran Ketupat yang menjadi salah satu rangkaian tradisi yang diperingati tujuh hari setelah Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah, yang jatuh pada Senin (9/5/2022).

Namun, pada momen Lebaran Ketupat kali ini, para pedagang janur musiman di Kota Surabaya mengeluhkan dagangannya yang sepi. Menurut mereka, hal ini karena mayoritas warga Surabaya banyak yang pulang kampung.

Salah satunya Hartini, warga Madura yang sudah tiga tahun menjadi pedagang janur musiman di tepi jalan Pasar Keputran setiap menjelang Lebaran Ketupat, mengeluhkan sepinya pembeli selama ia berjualan.

“Sepi dari tadi pagi sampai sekarang jam 12 siang belum ada sama sekali yang beli,” ujar Hartini kepada suarasurabaya.net sambil berbaring di lapaknya.

Hartini penjual janur musiman di tepi jalan area Pasar Keputran Surabaya yang berbaring di belakang lapaknya sambil menunggu dagangannya sepi pembeli pada Lebaran Ketupat 2022, Senin (9/5/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Menurut wanita berusia 50 tahun tersebut, jumlah pembeli justru lebih banyak pada tahun sebelumnya ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik bagi masyarakat.

“Masih ramai yang kemarin-kemarin. Ini sepi lah pokoknya nggak ada pembeli,” tambahnya.

Hartini mengaku modalnya sekitar Rp300 ribu rupiah bahkan belum bisa kembali. Selama 7 hari berjualan, baru 2 hari yang paling ramai dengan pendapatan sekitar Rp200 ribuan. Sementara untuk janur yang ia jual seharga Rp30 ribu per ikat berisi 30 helai.

“Kalau beli 10 ya boleh nanti seiket 10 ribu,” katanya.

Sementara itu, Rosyida pedagang lainnya yang berada tidak jauh dari lapak Hartini juga mengeluhkan kondisi serupa. Modalnya sekitar Rp1 juta belum bisa kembali dan total 10 ikat berisi seribu helai janur yang ia sediakan, masih tersisa 3 ikat yang belum terjual.

“Cuma laku dua hari. Ini makanya dirangkai semua janurnya biar jadi duit,” ujar Rosyida.

Anyaman janur milik Rosyida sendiri dijual seharga Rp15 ribu yang berisi 10 biji. Sementara itu, jika pembeli hanya membeli janur yang belum dianyam, akan diberi dengan harga Rp10 ribu per ikat yang berisi 10 helai.

Rosyida juga menuturkan bahwa dagangannya lebih ramai pada pandemi tahun lalu, ketika pemerintah melarang masyarakat untuk mudik.

“Ramai tahun kemarin, masyarakat kan nggak boleh pulang jadi ramai semua karena ketupatan di kota masing-masing. Sekarang pulang semua jadi sepi pasarnya. Sekarang bebas gak ada apa-apa jadinya pasar sepi,” ujar Rosyida sambil terua menganyam janur untuk dijual. (lta/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs