Jumat, 22 November 2024

PBB Pesimis Pembicaraan Damai Konflik Ukraina dalam Waktu Dekat

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) saat konferensi pers akhir tahun di Markas Besar PBB di New York, Senin (19/12/2022). Foto: Xinhua

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) mengatakan bahwa dirinya pesimis pembicaraan perdamaian yang efektif terkait konflik di Ukraina dapat dilakukan “dalam waktu dekat”.

“Saya yakin bahwa konfrontasi militer akan berlanjut dan saya rasa kita masih harus menunggu momen ketika negosiasi serius untuk perdamaian memungkinkan untuk dilakukan,” tuturnya dalam konferensi pers akhir tahun di Markas Besar PBB di New York, Senin (19/12/2022).

Dikutip Antara dari Xinhua pada Selasa (20/12/2022), Guterres mengatakan alasan PBB memusatkan upayanya pada aspek-aspek lain, seperti peningkatan efisiensi dan perluasan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang memungkinkan ekspor biji-bijian dan produk pertanian Ukraina lainnya dari pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam.

Lebih lanjut, Guterres mengatakan bahwa saat ini sudah mendekati Natal, di mana PBB ingin mempercepat pertukaran tawanan perang dan kedua belah pihak (dalam konflik) dapat merayakan Natal.

“Saya pikir ini akan menjadi sesuatu yang sangat penting. Jadi, kami akan terus berusaha membantu, menawarkan platform-platform dialog untuk aspek-aspek ini demi meminimalkan penderitaan. Namun, kami tidak bermimpi bahwa negosiasi perdamaian sejati dapat terjadi dalam waktu dekat,” ungkap Guterres yang juga memperingatkan tentang lebih lanjut dari konflik di Ukraina itu.

Kemudian, mengomentari laporan tentang kemungkinan serangan-serangan baru Rusia di Ukraina, Guterres mengatakan sudah ada cukup pembicaraan tentang eskalasi

“Kita telah melihat eskalasi masif dengan pengeboman besar-besaran di infrastruktur listrik, yang tentu saja berdampak besar terhadap kondisi kehidupan masyarakat Ukraina saat ini. Jadi, kami tidak perlu bicara lebih banyak tentang eskalasi,” jelasnya.

“Posisi saya sangat jelas. Tidak pernah ada solusi militer untuk masalah-masalah ini. Namun, penting untuk memastikan bahwa solusinya sejalan dengan Piagam PBB dan hukum internasional,” lanjutnya.

Selain itu, ia mengharapkan bahwa semoga akan ada sesuatu yang positif akan terjadi pada 2023.

“Ketika saya mengatakan saya tidak melihat peluang untuk negosiasi perdamaian sejati dalam waktu dekat, saya tidak mengacu pada tahun 2023 secara keseluruhan. Saya sangat berharap bahwa pada 2023, kita akan dapat mencapai perdamaian di Ukraina,” ujarnya.

Selain itu Guterres mengatakan, peristiwa perang itu adalah konsekuensi bagi masyarakat Ukraina, bagi masyarakat dan ekonomi Rusia, serta bagi ekonomi global, terutama bagi negara-negara berkembang, yang menjadi alasan bagi dunia untuk melakukan segala sesuatu demi menemukan solusi perdamaian sebelum akhir 2023.(ant/rum/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs