Jumat, 22 November 2024

Pakar: Cacar Monyet Punya Kemiripan Dengan Cacar Umum pada Manusia

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi cacar monyet pada manusia. Foto: Reuters

Virus cacar monyet atau Monkeypox tengah menjadi perhatian dunia. Pasalnya, virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara non endemik seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa wilayah di Eropa.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Sabtu (28/5/2022), telah mencatat lebih dari 200 orang sudah terjangkit virus ini.

Dokter Dominicus Husada Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) menyebut, penyakit cacar monyet memiliki banyak kemiripan dengan cacar pada manusia. Tanda utamanya adalah terdapat bintik berisi nanah atau cairan di banyak tempat pada tubuh, terutama anggota gerak.

“Jika tidak muncul bintik, kecurigaan ke arah cacar monyet praktis rendah. Berbeda dengan cacar manusia yang selalu meninggalkan bekas atau menyebabkan kematian, cacar monyet relatif ringan. Jarang sekali yang memberat atau membuat kematian,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Senin (30/5/2022).

Dominicus menjelaskan, bahwa kontak erat antar manusia bisa menjadi medium penularan virus. Karena, cairan yang mengandung virus tersebut masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka, mata, mulut, atau saluran pernapasan.

Sedangkan di Barat, salah satu faktor pendorong penularan virus ini adalah hubungan seks sesama jenis. Selain menyerang orang dewasa, virus cacar monyet juga bisa menyerang anak-anak.

“Berbagai penyakit yang baru dikenal manusia beberapa tahun belakangan ini hampir semuanya berasal dari hewan, tapi sekarang pindah ke manusia. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola hidup manusia, interaksi dengan hutan dan seisinya, serta global warming,” jelas Dosen FK Unair.

“Semua hal di atas harus diperhatikan jika menghendaki dunia berada dalam keseimbangan. Konsepnya saat ini disebut one health. Bicara penyakit menular harus melibatkan dokter hewan dan ahli pertanian juga karena penyakit ada di semua mahluk hidup. Mengurus manusia saja tidak akan mampu menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Penyakit cacar monyet sendiri sejauh ini paling banyak ditemukan di Afrika, sehingga bisa dibilang mereka mengalami wabah virus cacar monyet hampir setiap tahun baik di tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas. Lebih lanjut, Dominicus menyarankan jika ada orang yang dicurigai menderita cacar monyet, agar tidak didekati terlebih dahulu karena adanya risiko penularan yang tinggi.

“Saat ini, vaksin virus cacar monyet sudah tersedia di beberapa negara maju. Vaksin yang digunakan adalah vaksin untuk cacar manusia yang juga efektif untuk cacar monyet. Beberapa negara seperti USA mempunyai stok vaksin ini, tapi Indonesia tidak punya,” pungkasnya.(bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs