Firmansyah Mustafa Wakil Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim mengaku pihaknya sudah berulangkali melayangkan teguran terhadap perusahaan otobus (PO) yang ‘nakal’, termasuk PO Sari Indah.
Menurutnya, manajemen PO Sari Indah tergolong buruk, yakni menggunakan sistem setoran, bukan premi. Sehingga penerapan tarif bisa disalahgunakan oleh calo dan merugikan penumpang.
“Karena menurut kami, memang ada kesalahan di manajemen PO tersebut, yakni menggunakan sistem setoran. Kebanyakan sistem PO di Jatim menggunakan sistem premi,” kata Firman kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (30/1/2022).
Ia menambahkan, “sistem setoran melepaskan tiket dengan orang-orang di lapangan. Ini yang membuat nggak sehat. Aduh, sangat disayangkan sekali.”
Apalagi, ia sangsi bahwa yang dilakukan calo tidak diketahui oleh pihak PO.
“Mereka (pihak PO bus) mengatakan orang-orang itu (calo) bukan orang PO Sari Indah, tapi tiap hari bantu cari penumpang,” ujarnya.
Baca juga: Lansia Penumpang Bus Sari Indah Dikenai Tarif Tak Wajar dan Diturunkan di Sembarang Tempat
Baca juga: Dishub Surabaya Akan Usulkan Pencabutan Izin Operasi Bus Sari Indah
Firman menyebut, Organda Jatim hanya sebatas memberikan teguran dan pihaknya mengaku sudah melayangkan teguran berulang kali. Namun kenyataannya, kejadian seperti ini masih terus terjadi.
Ia berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk lebih bisa memberikan sanksi tegas kepada perusahaan otobus yang nakal karena pemerasan di bus sudah berulangkali menimbulkan korban.
Ia juga mendorong rencana Dishub Jatim yang akan mencoba menggunakan sistem cashless atau pembayaran non tunai. Dengan begitu, diharapkan calon penumpang mendapatkan jaminan informasi mengenai harga tiket dan informasi lainnya mengenai trayek bus.
“Pemprov Jatim ke depan akan mencoba mencanangkan ticketing cashless non tunai. Jadi jaminan harga tiket jelas dan tidak mungkin harganya melampaui ketentuan,” ungkapnya.
Perlu diketahui, calo bus di terminal kembali berulah. Kali ini, korbannya adalah seorang perempuan lansia yang usianya lebih dari 60 tahun, saat ia melakukan perjalanan dari Terminal Purabaya di Sidoarjo, menuju Depok, Jawa Barat. Diah, salah satu pendengar menceritakan pengalaman ibunya ke Radio Suara Surabaya pada Minggu (30/1/2022) siang.
Sesampainya di terminal, ibunya langsung dikerumuni oleh tiga orang calo yang menanyakan tujuan sang ibu. Calo tersebut juga langsung merebut tas bawaan ibunya sampai ke dalam bus Sari Indah. Setelah di dalam bus, ibunya dimintai tarif bus sebesar Rp470 ribu. Calo itu juga meminta tambahan Rp30 ribu yang katanya, sebagai imbalan telah membawa barang bawaan. Total, ibu Diah membayar Rp500 ribu namun di tiket tidak tertera besaran tarif.
Di dalam perjalanan, sang ibu sempat berbincang dengan penumpang lain. Ibunya terkejut, saat penumpang lain hanya membayar sekira Rp200 ribu. Sedangkan dia harus membayar dua kali lipatnya. Sang ibu juga terus bertanya kepada kernet dan sopir untuk memastikan bus yang ia tumpangi berhenti di Depok, Jawa Barat. Namun kenyataannya, ibunya malah diturunkan di Kampung Rambutan, Jakarta, dan pihak bus memintanya untuk naik angkot menuju Depok.(tin/iss)