Luhut Binsar Pandjaitan Koordinator Penanganan Covid-19 wilayah Pulau Jawa dan Bali mengatakan, jumlah pasien Covid-19 rawat inap di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris meningkat karena Varian Omicron.
Di Indonesia, pemerintah memperkirakan pasien rawat inap bisa lebih banyak dari puncak penyebaran Virus Corona Varian Delta tahun 2021 lalu.
Dalam keterangan pers Senin (31/1/2022) siang ini, sesudah rapat kabinet terbatas, Luhut bilang ada kemungkinan kasus Covid-19 tiga kali lebih banyak dari puncak kasus tahun lalu, atau mencapai 150 ribuan.
Ledakan kasus bisa terjadi kalau masyarakat tidak waspada, tidak disiplin protokol kesehatan, dan mengabaikan aturan serta imbauan pemerintah.
“Dari data tersebut kami analisa jumlah rawat inap di Indonesia dapat lebih tinggi dari Delta apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali seperti tahun lalu, hampir 57 ribu. Bisa saja nanti tiga kali dari itu bila kita tidak berhati-hati,” ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan kasus konfirmasi Covid-19 harian per tanggal 30 Januari 2022 masih lebih rendah atau sekitar seperlima dari puncak penyebaran Varian Delta, Juli 2021.
Sedangkan pasien terinfeksi Virus Corona yang menjalani rawat inap di rumah sakit, kata Luhut, sekitar sepersepuluh dari puncak kasus tahun lalu.
Menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 yang diperkirakan terjadi Februari sampai awal Maret 2022, Luhut mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya antisipasi.
Antara lain, mempercepat program vaksinasi, menyediakan sekitar 80 ribu tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19, menyiapkan oksigen medis, obat-obatan, dan para tenaga kesehatan.
Kementerian Kesehatan juga membuka layanan telemedisin bekerja sama dengan belasan penyedia aplikasi dokter digital, untuk mengurangi penumpukan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan.
Dengan layanan itu, pasien Covid-19 Varian Omicron yang isolasi mandiri di rumah bisa melakukan telekonsultasi dengan dokter, dan mendapat obat terapi penyembuhan serta vitamin gratis.(rid/den)