Sebanyak 750 Pramuka Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Timur menggelar bersih-bersih pantai di sekitar Jembatan Suramadu, tepatnya di dekat Pintu Air Suramadu-Benteng Kedung Cowek.
Kegiatan tersebut dipimpin Mochamad Zamroni Andalan Lingkungan Hidup Kwarda Pramuka Jatim.
Zamroni mengatakan, aksi bersih pantai itu dilakukan setiap minggu dan sudah berlangsung sebanyak 67 kali sedari Bulan Oktober 2020.
“Pantai itu cerminan kehidupan di daratan. Kalau masyarakat membuang tidak pada tempatnya, sampah akan kembali melalui laut,” ujarnya menjelaskan filosofi ekosistem pantai yang kotor, Minggu (5/6/2022).
Dia melanjutkan, kotornya pantai di Surabaya juga menjadi tanggung jawab masyarakat di wilayah atau kota lain. Karena, sampah yang ada di laut akan selalu terombang-ambing hingga menuju tepian pantai.
Bahkan, empat pekan yang lalu dia melihat pantai di dekat Pintu Air Suramadu sangat penuh sampah. Zamroni menduga sampah tersebut terbawa angin dari arah timur.
Lebih lanjut, Zamroni menggambarkan bibir Pantai Suramadu pada waktu itu sangat sesak karena saking banyaknya sampah yang terbawa angin.
“Saya jongkok di satu tempat selama satu jam sampah itu tidak habis-habis, karena luar biasa banyaknya,” ucapnya.
Untuk membersihkan sampah tersebut, Zamroni bersama rekan-rekannya harus mendatangkan dua truk sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
“Satu truk kira-kira mengangkut sampah dua hingga tiga ton,” kata dia.
Mayoritas sampah yang masih tercecer di pantai Surabaya masih didominasi plastik. Bahkan, fenomena itu tidak terjadi di Kota Pahlawan saja tapi di seluruh Indonesia, juga berbagai belahan dunia.
Selama melakukan aktivitas bersih-bersih pantai, Zamroni juga sering menemukan bangkai hewan yang dibuang ke laut seperti kucing dan bangkai anjing.
Aksi membersihkan pantai yang ke-67 kali itu, sambung Zamroni, sudah dilakukan di beberapa tempat, seperti di Taman Surabaya Kedung Cowek, Tambak Wedi, Pantai Nambangan dan beberapa tempat lain.
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2022, kegiatan bersih pantai diikuti berbagai sekolah se-Surabaya yang dihimpun melalui Tunas Hijau. Kepedulian anak-anak SD dalam memungut sampah berlangsung selama hampir dua jam dari pukul 06.30-08.30 WIB, di sepanjang bibir pantai.
Dengan masing-masing kantong sampah yang dibawa, mereka melewati bebatuan dengan hati-hati dan sesekali memungut sampah yang terselip di antaranya.
Ada yang membawa kantong sampah dan ada yang memungut sampah, begitulah cara kerja mereka dalam bergotong royong membersihkan lingkungannya.
“Sampah dihasilkan oleh setiap individu, sudah seharusnya mereka bertanggung jawab untuk mengolah sampah. Membuang sampah tidak pada tempatnya hanya memindahkan masalah agar dikerjakan orang lain,” pungkasnya.(wld/dfn/rid)