Jumat, 22 November 2024

Menuju Transportasi yang Aman dan Nyaman Buat Perempuan

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP ) Indonesia Urban Transport Talks dengan tajuk, Konsep Kota Aman dan Complete Street, Selasa (21/6/2022). Foto : Manda Roosa suarasurabaya.net

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP ) Indonesia mengadakan Urban Transport Talks dengan tajuk, Konsep Kota Aman dan Complete Street, membahas bagaimana kota yang dibangun dengan pendekatan gender akan menyediakan ruang jalan yang inklusif, ruang jalan untuk semua, yang disiarkan melalui channel Youtube, Selasa (21/6/2022).

Jamshed M. Kazi, Country Representative and Liaison to ASEAN UN Women mengatakan kaum perempuan masih belum merasa aman untuk menggunakan transportasi publik. Walaupun sudah ada berbagai upaya memastikan kenyamanan dan keamanan perempuan untuk bisa beraktivitas di ranah publik apalagi di malam hari.

Pihaknya menyadari banyak kaum wanita khawatir menggunakan transportasi umum terutama di malam hari, padahal  kejahatan dapat terjadi kapan saja, sepanjang hari. Kejahatan selalu mengintai tidak peduli bentuk ataupun penampilan.

“Tugas kami mendampingi pemerintah dengan memberikan rekomendasi berupa data beserta analisis sehingga pemerintah dapat mengambil keputusan terbaik bagi kota, ” jelas Jamshed.

Beberapa masukan agar kaum perempuan merasa aman menggunakan transportasi umum, lanjut Jamshed misalnya menciptakan ruang-ruang publik yang sudah dilengkapi Penerangan Jalan Umum(PJU) dan memasang kamera pengawas di beberapa titik.

“Karena setelah halte kadang mereka masih harus berjalan jauh melewati tempat gelap menuju ke rumah,” ujarnya.

Sementara itu Deliani Siregar, Urban Planning, Gender and Social Inclusion Associate ITDP Indonesia mengatakan, kota yang inklusif sudah harus menjadi visi dan misi dari kota-kota hebat besar di dunia.

Kata Deliani banyak sekali solusi yang bisa diajukan sehingga nantinya dapat menemukan solusi permanen yang tepat untuk menanggulangi kekerasan dan pelecehan seksual di transportasi publik, dalam isu pelecehan serta kekerasan seksual, baik ditransportasi publik atau di mana pun.

Mengatisipasi kejahatan di malam hari, kata Deliani tidak sekadar menambah PJU atau kamera pengawas tapi juga melalui intervensi desain.

“Sebenarnya banyak intervensi desain yang bisa diarahkan untuk ruang publik agar lebih aman di malam hari dan pelibatan perspektif perempuan dalam desain layanan transportasi publik seharusnya bukan lagi menjadi pilihan, namun suatu keharusan,” ungkapnya.

Sebagai contoh, kata Deliani mulai dari penempatan titik-titik halte, terlihat ruang jalannya, juga mengakomodir ragam kegiatan di sekitarnya, hidup  dan atraktif.

“Jika ada keramaian maka persepsi keamanan pada perempuan juga meningkat,” tegasnya.(man/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs