Kamis, 21 November 2024

Menteri ESDM: Disparitas Harga Picu Kelangkaan Solar Subsidi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Arifin Tasrif Menteri ESDM berbincang dengan pengemudi truk saat melakukan inspeksi mendadak di SPBU Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/4/2022). Foto: Humas Kementerian ESDM

Arifin Tasrif Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut disparitas harga yang jauh antara  solar subsidi dan nonsubsidi menjadi pemicu kelangkaan solar bersubsidi belakangan ini.

“Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip Antara, Jumat (8/4/2022).

Meski demikian, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.

Arifin menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membentuk disparitas harga, adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina, sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.

Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level 113,50 dolar AS per barel, atau naik sebesar 17,78 dolar AS per barel dari yang sebelumnya diangka 95,72 dolar AS per barel pada Februari 2022.

“Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat,” jelas Arifin.

Meski demikian, Menteri ESDM memastikan kuota bahan bakar minyak cukup saat Ramadan dan Idulfitri. Selain itu, Dia juga memberi sinyal adanya penambahan kuota hingga 10 persen sebagai bentuk antisipasi pemerintah, terhadap peningkatan permintaan karena kegiatan ekonomi.

Sebelumnya, pada Kamis (7/4/2022), Menteri ESDM bersama Nicke Widyawati Direktur Utama PT Pertamina (Persero), melakukan inspeksi mendadak ke sembilan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk memantau ketersediaan pasokan dan distribusi.

Arifin menekankan pihaknya akan meningkatkan pengawasan langsung guna mencegah kelangkaan, antrean, dan potensi penyalahgunaan selama Ramadan dan Idulfitri.

Menurutnya, pasokan dan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar harus diperuntukkan secara tepat sasaran.

“Kami prioritaskan kendaraan-kendaraan yang memang mendapatkan solar subsidi bisa dipenuhi. Seharusnya mereka yang tidak berhak mendapatkan solar subsidi tidak menikmatinya biar tepat sasaran,” tegas Arifin. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 21 November 2024
32o
Kurs