Kamis, 24 Oktober 2024

Mendag: Kain Tenun Harus Diwariskan secara Berkesinambungan Antargenerasi

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan. Foto: Humas Kemendag

Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan mengapresiasi upaya masyarakat melestarikan mahakarya Kain Tenun Batak.

Menurutnya, kain tenun merupakan karya kreatif yang harus diwariskan kepada generasi muda sehingga terjadi kesinambungan antargenerasi.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Perdagangan menanggapi pelaksanaan “Pameran Tenun Batak, Ekosistem Budaya & Masyarakat” yang diadakan di JCC Hall A, Jakarta.

“Saya mengapresiasi Pameran Kain Tenun Batak dan semua upaya untuk melestarikan mahakarya kain tenun di berbagai daerah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (11/2/2022).

Lutfi menilai, kain tenun merupakan warisan leluhur yang sangat istimewa dan diwariskan secara turun-temurun di seluruh Tanah Air.

“Produksi kain tenun dapat menggerakkan ekonomi di daerah. Saya berharap generasi muda tidak meninggalkan kain tenun ini agar tercipta regenerasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kerri Na Basaria Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtra berharap pameran ini bisa menumbuhkan kecintaan generasi muda pada kain tenun.

Toba Tenun sebagai organisasi dan komunitas budaya fokus pada program revitalisasi dan pengembangan tekstil.

“Alasan utama kami dalam melakukan pemberdayaan masyarakat tidak hanya sebatas peningkatan kompetensi dan edukasi tetapi juga menciptakan regenerasi,” katanya.

Kerri menambahkan, secara tradisi di berbagai daerah ndonesia, kegiatan menenun merupakan profesi kerajinan tangan yang dilakukan oleh perempuan dan kemudian diteruskan dari generasi ke generasi.

Secara sosial ekonomi, tenun merupaan bentuk kontribusi perempuan terhadap kesejahteraan keluarga, dan lebih luas lagi, ekonomi daerah.

“Bagaimana potensi yang sangat besar ini memiliki ekosistem kuat dan meningkatkan nilai tambah tenun sebagai kerajinan bernilai tinggi,” imbuhnyanya.

Toba Tenun mendirikan rumah komunitas Jabu Bonang sebagai salah satu bentuk usaha dalam pengembangan komunitas artisan dan/atau stakeholders kain tenun di Sumatera Utara.

“Komunitas ini akan terus mengembangkan Tenun Batak tidak sebatas dari revitalisasi, dan juga inovasi dalam mengolah kain tenun dengan motif kontemporer. Kain tenun Batak kontemporer merupakan hasil riset dari berbagai macam elemen seni dan budaya Batak untuk menghasilkan kain yang bisa mengisi kebutuhan orang masa kini selain kebutuhan adat. Kami tetap mempertahankan intisari dari seni budaya yang diadaptasi, tanpa mengusik kain dengan motif dan kegunaan yang bernilai sakral,” ucapnya.

Sekadar informasi, pameran ini menampilkan koleksi tenun (tekstil dan produk mode) karya inovasi perajin dari kelompok binaan Jabu Bonang.

Terdapat tiga ruangan yang masing-masingnya menceritakan perjalanan Toba Tenun. Pertama adalah ruang legacy yang memberikan penjelasan tentang filosofi dan pergerakan budaya dan gambaran bagaimana penggunaan tenun Batak dalam kehidupan masyarakat Batak. Di ruang itu juga menampilkan koleksi Ulos lawas Pinusaan.

Ruangan kedua adalah innovation yang bercerita tentang komitmen Toba Tenun dalam merevitalisasi tenun Batak secara bertanggung jawab (sustainable), pengembangan motif-motif kontemporer turunan dari motif tenun Batak, hingga informasi terkait ekosistem Tenun di Sumatera Utara.

Ruangan ketiga bernama community  yang menampilkan kekuatan ekosistem tenun berbasis komunitas dan kelompok kerja. Toba Tenun memiliki rumah komunitas partonun Jabu Bonang serta kampanye tentang fair trade dan transparansi bisnis bagi perajin.

“Keunggulan nilai-nilai kearifan lokal serta kekuatan komunitas mampu menjadi model pembangunan yang berlandaskan kebudayaan. Kami juga menekankan bahwa ekosistem masyarakat lokal dapat menjadi penguatan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan ekologis,” pungkas Kerri.(rid/tin/tok)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Kamis, 24 Oktober 2024
27o
Kurs