Jumat, 22 November 2024

Mampu Obati Penyakit Berat, Waspadai Stem Cell Palsu

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Dokter Yanti bersama Benito Novas CEO Global Stem cell Group, Senin (25/4/2022). Foto : Manda Roosa suarasurabaya.net

Terapi stem cell atau sel punca seringkali disebut sebagai pilihan pengobatan baru yang dapat membantu mengatasi berbagai penyakit.

Terapi ini juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit degeneratif seperti osteoartritis, diabetes melitus, demensia, alzheimer, dan parkinson, serta penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

Selain itu, terapi sel punca juga dapat digunakan untuk anti penuaan dan juga kerusakan organ akibat hal lain. Namun yang harus diwaspadai, saat ini di pasaran banyak beredar fake stem cell alias stem cell abal-abal.

“Masyarakat perlu diedukasi tentang terapi stem cell supaya bisa membedakan, stem cell yang real dan stem cell yang fake, alias stem cell abal-abal,” kata dokter Yanti, pemilik dr. Yanti Aesthetic Clinic kepada suarasurabaya.net, Senin (25/4/2022).

Dokter Yanti mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan klinik kesehatan yang terapi peremajaan sel atau terapi kesehatan dengan menggunakan stem cell palsu berbentuk pil, krim, serbuk atau ampul

Stem Cell  merupakan sel hidup yang tidak bisa disimpan dalam bentuk kapsul, tablet, krim, ataupun ampul,” jelasnya

Demikian juga klaim stem cell dari tumbuhan, ia menegaskan jika itu bukan stem cell karena bukan sel hidup.

“Meskipun berupa steam cell  bersumber sel buah-buahan tetap tidak bisa juga disimpan dalam bentuk kapsul, tablet atau ampul,” imbuhnya

Dokter Yanti menjelaskan, untuk melakukan regenerasi sel, dunia kedokteran mengenal dua sumber, yakni stem cell  yang bersumber dari diri sendiri (autologus) dan bersumber dari orang lain (alogenik).

The best stem cell,  adalah dari diri sendiri dan bisa diambil dari jaringan lemak, sumsum tulang, darah dan kulit pasien. Sel punca dari orang lain berasal dari tali pusat,”terangnya.

Tentang kapan waktu yang tepat melakukan terapi stem cell, menurutnya harus dilihat dari kasusnya lebih dahulu.

“Kalau untuk kasus anti penuaan dan regenerasi sel, sebaiknya setahun sekali, namun kalau masuk ke sisi penyakit butuh beberapa tahap, bisa tiga sampai enam bulan sekali tergantung daripada berat ringannya suatu penyakit,” ujarnya.

Sementara itu Benito Novas,  CEO Global Stem Cell Group mengatakan, stem cell memiliki fungsi dasar yang luar biasa bermanfaat yakni sebagai sistem perbaikan tubuh dengan mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup yang lebih baik.

Perusahaan yang berbasis di Florida Amerika ini selama satu dekade beroperasi, sudah ribuan pasien yang mendapat manfaat dari metode stem cell.

Benito mengatakan, Global Stem Cell group tidak bekerja pada dengan sel induk embrionik melainkan pada perawatan autolog yang berasal dari jaringan adiposa dan sum –sum tulang serta produk yang diproduksi dari jaringan perinatal seperti darah, tali pusar yang berasal dari mesenchymal stem cell dan cairan amnion.

“Metode ini aman dan tidak memiliki efek samping selain pembengkakan dan memar kecil,” terang Benito. (man/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs