Jumat, 22 November 2024

Mahasiswa UK Petra Sulap Limbah Ampas Kopi Jadi Pewarna Alami Tekstil

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Boni mahsiswa UK Petra menunjukkan cairan pewarnaan dari limbah ampas kopi yang sudah dikemas botol, Rabu (13/7/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Veronica Boni Pamudja, Mahasiswa Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK) UK Petra memanfaatkan limbah ampas kopi menjadi pewarna alami tekstil. Bahkan, olahan limbah tersebut mampu menghasilkan 54 warna tersier yang diaplikasikan di atas kain.

Boni mengungkapkan, ide itu muncul dari semakin maraknya keberadaan kedai-kedai kopi yang secara otomatis, akan berdampak pada meningkatnya hasil limbah ampas kopi.

“Kalau di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampai terjadi penumpukan limbah ampas kopi, itu akan berakibat buruk terhadap kondisi tanah. Jadinya semakin asam. Selain itu kandungan gas metana yang ada di dalamnya bisa menyebabkan pemanasan global,” kata Boni pada suarasurabaya.net, Rabu (13/7/2022).

Oleh karena itu, Boni memilih menyulap limbah ampas kopi menjadi bahan pewarna alami, dengan memanfaatkan secang dan kunyit untuk campurannya.

“Jadi ada tiga jenis pewarna yang saya pakai. Ampas kopi saja, ampas kopi campur secang, dan ampas kopi campur kunyit,” jelasnya.

Limbah ampas kopi yang ia kumpulkan dari kedai-kedai kopi itu kemudian dikeringkan selama dua hari hingga menjadi bentuk bubuk lagi. Selanjutnya bubuk itu dimasak dengan air, perbandigannya 100 gram banding satu liter, baru disaring menjadi pewarna jenis ampas kopi saja. Untuk membuat dua jenis lainnya tinggal dicampurkan secang atau kunyit.

“54 warna itu campuran fiksator ada 6. Tunjung, tawas, dan kapur. Kemudian yang ketiganya ini saya campurkan dengan perbandingan satu banding satu dari ketiga fiksator sebelumnya,” imbuh Boni.

Boni menunjukkan 54 warna yang dihasilkan dari limbah ampas kopi, serta ampas kopi yang dicampur secang dan kunyit, Rabu (13/7/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dalam memproduksi karyanya, Boni menggandeng komunitas disabilitas berbasis ekonomi, Self Help Group Solo, untuk menjahit kain-kain yang sudah diwarnai bahan alami tersebut menjadi karya tekstil yang bisa dimanfaatkan.

“Ada dua jenis produk daily fashion apparel yaitu Arsa Outer dan Abisatya Tote Bag. Ini dikemas dalam sebuah brand bernama BAWARNA,” imbuh Boni memaparkan hasil produknya.

Karya pemanfaatan limbah ampas kopi ini dibuat sebagai pemenuhan tugas akhir (TA) hasil dari Outcome Based Education-Leadership Enchancement Program (OBE-LEAP) Community Engagement UK Petra, yang sejalan dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kedepan, Boni ingin melanjutkan karyanya untuk tetap memberdayakan komunitas disabilitas. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs