Luas RTH Meningkat, Kualitas Udara Surabaya Mayoritas Kategori Sedang

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mencatat kualitas udara di Surabaya dari Januari hingga Agustus 2022 masuk dalam kategori baik dan sedang.

Hal ini disampaikan oleh Chamida Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Kota Surabaya, pada Selasa (30/8/2022).

Ia juga mengatakan, baiknya kualitas udara yang ada di Surabaya saat ini tidak lepas dari adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terawat dari tahun ke tahun.

Luas RTH di Surabaya sendiri selama enam tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Yakni, pada 2016 seluas 7,268 hektare (ha), 2017 seluas 7,287 ha, 2018 seluas 7,291 ha, 2019 seluas 7,346 ha, 2020 seluas 7,357 ha dan pada 2021 seluas 7,358,87 ha.

“Ruang terbuka hijau ini sudah dilakukan sejak lama, dan dalam perawatannya terus mengalami peningkatan, sehingga kualitas udara juga menjadi baik,” ucapnya.

Sementara itu, rincian luas RTH yang ada di Surabaya yakni, lapangan memiliki luas 361.08 ha, telaga atau waduk seluas 198.23 ha, kawasan lindung 4,570.33 ha, fasum dan fasos pemukiman seluas 205.50 ha, taman hutan raya seluas 66.03 ha, taman dan jalur hijau seluas 1,672.75 ha, serta makam seluas 284.95.

“Presentase luas RTH terhadap luas kota ini totalnya 22 persen, itu artinya sudah melebihi persyaratan yakni 20 persen,” ucapnya kepada suarasurabaya.net

Sedangkan, kualitas udara yang ada di Surabaya pada Januari 2022 yaitu 10 hari berkualitas baik, 21 hari berkualitas sedang. Februari 12 hari berkualitas baik, 16 hari berkualitas sedang. Maret 2 hari berkualitas baik, 29 hari berkualitas sedang. Mei 10 hari berkualitas baik, 21 hari berkualitas sedang. Juni 12 hari berkualitas baik, 18 hari berkualitas sedang. Juli 4 hari berkualitas baik, 27 hari berkualitas sedang. Pada Agustus, hingga hari ini terpantau 8 hari berkualitas baik, 21 hari berkualitas sedang.

Kategori tersebut, didapatkan dari hasil PSI (Polutan Standar Indexs), yakni dikatakan baik jika nilai PSI 1-50, sedang jika 51-100, tidak sehat jika 101-200, sangat tidak sehat jika 201-299, dan berbahaya jika 300 ke atas.

Data tersebut, didapat dari dua stasiun pemantau kualitas udara yang berada di Taman Bibit Wonorejo dan Kantor Kelurahan Kebonsari. Pemantauan tersebut dilakukan secara terus menerus dan dapat menghasilkan kondisi udara terbaru.(ris/iss/ipg)