Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bersikap serius dan adil dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.
“BPOM harus segera menghentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol yang membahayakan pada obat-obatan dan memastikan keamanan kemasan makanan dan minuman,” ujar Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA Ketua Umum LPOI-LPOK dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Mengutip dari Antara, beberapa zat kimia seperti etilen glikol yang ditemukan dalam kemasan air minum galon sekali pakai, juga banyak dikonsumsi masyarakat.
Menurut Said, problematika keamanan obat dan makanan yang sedang terjadi di Indonesia harus segera dicarikan solusi.
“Pemerintah harus bersikap tegas atas berbagai bentuk pelanggaran dan kecerobohan yang terjadi. Tidak boleh ada diskriminasi dalam pengawasan obat dan bahan kemasan pangan ini,” kata dia.
Said menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah dengan siapapun. Demikian, dia memintar agar BPOM tidak hanya melakukan pengawasan zat-zat berbahaya terhadap obat-obatan, melainkan kepada semua zat yang digunakan dalam pembuatan kemasan makanan dan minuman yang mengandung etilen glikol.
Hal ini dikarenakan penyebab kematian anak-anak akibat gagal ginjal telah mencapai 145 orang. Pemicu kematian itu karena etilen glikol dan dietilen glikol.
“Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja berlalu, harus diusut dan segera dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol itu, baik pada obat obatan maupun pada plastik dan atau kemasan makanan dan minuman,” terang dia.
Fokus kebijakan ini hanya pada pelabelan BPA pada kemasan plastik Polikarbonat. Akan tetapi, sangat terlihat aneh ketika masyarakat melihat etilen glikol yang menimbulkan bahaya dan kematian.
Said mengingatkan perintah agama untuk menjaga keselamatan nyawa dan keturunan. Jadi kita harus tegas dalam urusan nyawa manusia.
Dalam kesempatan itu, pihaknya meminta agar problematika keamanan obat dan makanan yang sedang terjadi di Indonesia dengan berbagai fakta dan fenomenanya harus segera dicarikan solusi.
Pemerintah harus bersikap lebih tegas, adil dan memihak rakyat atas berbagai bentuk pelanggaran dan kecerobohan. Indonesia tidak boleh kalah dari siapapun.
Kemudian kematian anak-anak akibat gagal ginjal yang telah merenggut ratusan nyawa. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, tetapi harus segera diusut dan dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol, baik dari obat-obatan maupun makanan dan minuma dalam kemasan.
Selanjutnya, penggunaan zat kimia yang sangat berbahaya, termasuk etilen glikol dan dietilen glikol pada berbagai jenis makanan dan minuman harus diawasi dan jika kadarnya melebihi ambang keamanan yang telah ditentukan, harus dihentikan.
Kemudian produk segera ditarik dari peredarannya, demi menjamin masa depan kehidupan anak-anak dan generasi bangsa, katanya.
Seluruh pemangku kepentingan juga wajib bersatu padu dalam mengantisipasi dan menghadapi bahaya obat dan kemasan pangan yang diakibatkan zat-zat kimia berbahaya.
Keberadaan obat-obatan dan kemasan pangan tidak boleh dimonopoli oleh oligarki. Keadilan sosial harus segera ditegakkan agar masyarakat punya akses dan hak yang sama, serta semua pihak merasa adil di Tanah Air.
Selanjutnya, segera kembangkan dan masifkan model pengobatan berbasis herbal and tradisional medicine agar warga bangsa Indonesia tidak tergantung pada model pengobatan kimiawi, serta segera wujudkan Indonesia menjadi pemasok pangan dunia yang aman dan terbebas dari racun-racun kimia.
“Mari kita gelorakan urgensi keamanan obat dan makanan di Indonesia demi dan untuk masa depan generasi Indonesia yang unggul dan bangsa yang bermartabat,” imbuh dia.(ant/tik/ipg)