Konsisten lestarikan budaya Indonesia, sekaligus bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terapkan Modul Nusantara sebagai upaya meningkatkan rasa nasionalisme pada mahasiswa.
Pada gelaran pertukaran budaya dengan tema: Melestarikan Baju Adat Indonesia, sekurangnya 27 mahasiswa mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Para mahasiswa ini berasal dari 5 pulau dan merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Masing-masing memperkenalkan sekaligus juga tampil mengenakan pakaian adat khas daerah masing-masing.
Nuniek Silalahi Ketua Himpunan Ratna Busana Jawa Timur memaparkan bahwa Indonesia kaya akan budaya. “Tiap daerah punya kain khas, yang kadang tidak semua masyarakat mengenal jenisnya karena banyak sekali,” terang Nuniek Silalahi, Kamis (6/1/2022).
Lebih lanjut Nuniek menambahkan bahwa pakaian adat di Indonesia diciptakan dengan memperhatikan dua hal penting. “Busana diciptakan dengan pertimbangan situasi iklim dan adat istiadat setempat. Misalnya karena Indonesia negara tropis, jadi disesuaikan dengan iklim,” papar Nuniek.
Sebagai pelestari busana tradisional, Nuniek mengaku bersyukur karena dalam menciptakan pakaian adat, nenek moyang bangsa Indonesia tak hanya memperhatikan aspek keindahan saja. “Kesopanan dan keamanan dalam berbusana juga dipertimbangkan. Seperti saat memakai jarik ini, tak hanya indah namun juga sopan dan nyaman,” kata Nuniek.
Dengan kekayaan Indonesia, Nuniek mengajak para peserta untuk melestarikan budaya, satu diantara dengan mengenakan kain tradisional. “Sebisa mungkin pakailah wastra nusantara kain khas kita. Mulai dari sekarang melestarikan, ini tanggung jawab kita,” tegas Nuniek.
Dheny Jatmiko Koordinator Modul Nusantara Untag Surabaya menyebutkan bahwa seluruh peserta PMM wajib mengambil Modul Nusantara dan dalam kegiatan tersebut mengacu pada kebhinekaan, refleksi, kontribusi sosial dan inspirasi. “Kami hadirkan Bu Nuniek sebagai tokoh yang menginspirasi anak muda dalam pelestarian busana adat karena beliau concern dengan busana nasional,” jelas Dheny.
Dia menuturkan bahwa seluruh peserta diminta untuk mempresentasikan pakaian adat masing-masing. “Tujuannya (mempresentasikan baju adat) supaya membaur dan mengubah cara pandang bahwa perbedaan itu sebagai suatu kekayaan,” harap Dheny.
Sementara itu ditambahkan Eddy Wahyudi, SH, M.Si., yang juga satu diantara penanggungjawab setuju bila kegiatan tersebut bertujuan melestarikan budaya.
“Tentunya luaran yang diharapkan adalah untuk menjaga identitas bangsa Indonesia. Harapan kami setelah mahasiswa PMM pulang akan mengenal Indonesia melalui adat istiadat dan menjadi tanggung jawab mereka untuk dilestarikan. Misalnya dengan kreativitas fashion,” terang Eddy. Dia memaparkan bahwa Modul Nusantara tak hanya menyasar budaya.
“Ada juga kontribusi sosial, nanti ada kegiatan di Kampung Dolly yang dibina Untag Surabaya melalui Bu Hasti,” tutup Eddy.(tok/tin/rst)