Jumat, 22 November 2024

Lama Tak Terlihat, Bu Mat Meninggal Sebatang Kara di Pergudangan PWU Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pergudangan PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim, Jalan Ngagel 165 Surabaya, Senin (10/1/2022). Foto: Denza suarasurabaya.net

Seorang perempuan bernama Sehati yang akrab disapa Bu Mat, seorang pemulung botol plastik di kawasan Ngagel, ditemukan meninggal di kediamannya di Pergudangan PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim, Jalan Ngagel 165 Surabaya, Senin (10/1/2022).

Menurut pengakuan warga setempat, Bu Mat memang sudah tidak terlihat beberapa hari ini. Ada warga di pergudangan itu yang mengumpulkan botol-botol di satu sudut sejak beberapa waktu lalu, sampai hari ini botol-botol itu tetap di tempatnya.

“Biasanya pagi atau sore sebelum berangkat keliling, Ibu itu ke sini. Ambil botol. Kadang kalau ada rezeki lebih saya kasih juga. Kasihan, dia hidup sebatang kara,” kata Maria, warga penjual makanan di pergudangan itu.

Demikian halnya dengan Ali, tukang parkir di kompleks pertokoan Mustika di Jalan Mustika. Dia juga heran, Bu Mat sudah tiga harian tidak terlihat. Meski tidak tahu nama, Ali mengaku sering berbincang dengan perempuan itu.

“Katanya memang sakit kanker payudara. Biasanya dia itu pagi sudah datang ngambili botol-botol plastik di sini. Sore jam segini (sekitar pukul 15.00 WIB) datang lagi. Bawa troli itu, troli kayak di Transmart itu lho,” ujar Ali kepada suarasurabaya.net.

Tempat tinggal Sehati atau Bu Mat di Pergudangan PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim, Jalan Ngagel 165 Surabaya, Senin (10/1/2022). Foto: Denza suarasurabaya.net

Bu Mat memang sakit. Maria yang hampir setiap hari bertemu Bu Mat pernah memberikan jamu sebagai obat untuk luka yang ada di bagian payudaranya. Bu Mat meminumnya, dan sempat mengaku sakitnya berkurang.

“Dua mingguan yang lalu kalau ga salah. Saya kebetulan beli jamu online. Kebetulan dia curhat kalau sakit. Karena saya lihat di bajunya sebelah dada kanan itu ada kayak darah yang sudah kering. Lukanya sudah agak parah itu, dia lihatkan, kok,” katanya.

Senin siang itu, salah seorang pekerja di perusahaan mebel yang ada di seberang kediaman Bu Mat yang pertama kali tahu bahwa Bu Mat sudah meninggal. Demikian menurut Suwito, suami Maria.

Pekerja itu memang biasa mengirimkan makanan untuk Bu Mat. Siang itu, dia melihat troli Bu Mat terparkir di halaman bedeng tempat Bu Mat tinggal. Dia pun mendatanginya. Tapi ketika dipanggil tidak ada respons.

Begitu tahu Bu Mat terbujur kaku di tempat tidurnya, pekerja itu segera memberi tahu pekerja lain di sekitar situ. Suwito termasuk yang mengetahui ada kerumunan orang di depan tempat tinggal Bu Mat dan mendatanginya.

“Kayaknya meninggalnya sudah kemarin. Tadi saya lihat tangannya sudah kaku,” ujar Suwito yang juga baru tahu nama asli Bu Mat setelah sempat mengintip Kartu Keluarga yang ditemukan oleh pihak kepolisian yang menangani kejadian itu.

Berdasarkan keterangan di dalam Kartu Keluarga itu, Bu Mat adalah warga Pati, Jawa Tengah. Dia pernah tinggal di kos-kosan yang ada di Jalan Mustika. Kemungkinan sejak suaminya pergi, dia pindah ke pergudangan itu.

Pak Mat, suami Bu Mat, dahulu adalah seorang sopir yang bekerja di perusahaan ekspedisi yang bermarkas di pergudangan milik PT PWU Jatim itu. Sudah cukup lama perusahaan ekspedisi itu bangkrut, dan Pak Mat pun kembali ke Lamongan.

“Pak Mat-nya sudah lama balik ke Lamongan mas. Lebih milih balik ke kampungnya, ke istri sama anak-anaknya di sana,” kata Sunaryono petugas keamanan di Pergudangan PWU Jatim itu.

Sejak saat itulah Bu Mat hidup sebatang kara. Dia tidak kembali ke keluarganya di Pati, Jawa Tengah. Mungkin juga tak mampu mengurus proses pindah kependudukan supaya bisa dapat fasilitas permakanan atau bantuan sosial dari Pemkot Surabaya.

Belum ada keterangan resmi, ke mana jenazah Bu Mat dibawa. Sunaryono petugas keamanan gudang PWU Jatim itu mengatakan, petugas kepolisian sudah mengevakuasi jenazah Bu Mat sekitar pukul 14.30 WIB.

“Saya enggak tahu di bawa ke mana. Kayaknya almarhumah juga tidak punya keluarga di sini,” ujarnya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs