Jumat, 22 November 2024

KSP Sebut Impor Beras Sudah Lewat Pertimbangan Matang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Bustanul Arifin Tenaga Ahli Utama KSP. Foto: Antara

Bustanul Arifin Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan, kebijakan pemerintah terkait impor beras sudah melalui pertimbangan matang dan koordinasi intensif antara kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta pada Kamis (22/12/2022), Bustanul membantah pernyataan bahwa kebijakan impor beras sebanyak 500 ribu ton dilakukan secara terburu-buru tanpa perencanaan antara produksi dengan proyeksi kebutuhan.

“Impor yang dilakukan sangat terbatas, baik jumlah, waktu, dan penggunaannya. Dari sisi jumlah, hanya 1,7 persen dari kebutuhan nasional; dari sisi waktu, dilakukan sebelum musim panen tiba dan penggunaannya hanya untuk menguatkan cadangan beras Pemerintah,” kata Bustanul.

Dia menjelaskan, kebijakan impor beras hanya dilakukan Perum Bulog untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Menurutnya, cadangan tersebut untuk menyalurkan beras dalam penanganan bencana, stabilisasi harga, bantuan sosial, dan kegiatan pemerintah lainnya.

“Impor beras ini juga tidak mengganggu status swasembada beras karena masih jauh di bawah 10 persen. Ini sesuai standar FAO (Organisasi Pangan Dunia),” tambahnya.

Dia mengungkapkan, produksi beras tahun ini mengindikasikan adanya surplus produksi dibanding kebutuhan. Laporan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus mencapai 1,7 juta ton.

Namun, lanjut dia, keberadaan stok beras saat ini hanya 68 persen berada di rumah tangga, sehingga Pemerintah tidak bisa membeli sebagai tambahan cadangan.

Selain itu, Bulog memiliki keterbatasan untuk menambah cadangan dari dalam negeri karena harga beras di pasar jauh lebih tinggi daripada harga pembelian Pemerintah yakni Rp8.300 per kilogram.

“Untuk itulah mengapa penguatan cadangan beras Pemerintah dalam jangka pendek perlu dilakukan melalui impor, meskipun secara nasional produksi beras masih surplus,” ujarnya.

Bustanul mengatakan, realisasi kebijakan impor beras sebanyak 500 ribu ton akan dilangsungkan secara bertahap. Pada Desember 2022, beras akan masuk sebanyak 200 ribu ton dan 300 ribu ton dijadwalkan tiba di awal 2023.

Impor beras tahun 2023 dilakukan sebelum Maret sehingga tidak bertabrakan dengan masa panen raya yang diperkirakan jatuh pada Maret-April 2023.(ant/tik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs