Korban penyekapan dan eksploitasi pekerja seks komersial (PSK) di pertokoan (ruko) Pasuruan, awal mulanya tertarik pada sebuah pekerjaan sebagai lady companion (LC) yang dipromosikan lewat media sosial Facebook milik pelaku.
Alasan korban tertarik, karena bayaran yang ditawarkan oleh pelaku DG dan RN (mucikari) cukup tinggi. Yakni senilai Rp10 sampai Rp25 juta. Alhasil dua pelaku tersebut menggaet 19 orang yang kemudian jadi korban perdagangan manusia, dan eksploitasi PSK.
Sebagai informasi, sebelumnya Polda Jawa Timur (Jatim) mengungkap kasus penyekapan 19 wanita di sebuah ruko di daerah Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Dari pengungkapan kasus di ruko itu, terdapat dugaan korban dieksploitasi sebagai pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Tretes, Kabupaten Pasuruan.
Sementara itu, Kombes Pol Dirmanto Kabid Humas Polda Jatim menjelaskan dari 19 korban yang diamankan polisi, masih ada empat korban yang di bawah umur dan statusnya sebagai pelajar.
Sedangkan total ada lima tersangka yang dibekuk polisi dalam kasus ini. Di antaranya DG dan RN (mucikari dan pengelola warkop, wisma), CE (kasir warkop), AG (kasir wisma), dan AD (penjaga warkop).
“Awal pengungkapan di ruko Gempol karena ada laporan anak di bawah umur dipekerjakan sebagai PSK. Lalu kasus dikembangkan dan menemukan wisma di Perumahan Pesanggaran Kabupaten Pasuruan,” kata Dirmanto di Mapolda Jatim, Senin (21/11/2022).
Pada lokasi pertama sebuah ruko yang digrebek polisi itu terdapat delapan korban perempuan disekap. Lalu di lokasi kedua yakni wisma, polisi mengamankan 11 orang perempuan.
Snementara itu, AKBP Hendra Eko Yulia Kasubdit IV Renakta (Remaja Anak dan Wanita) Polda Jatim, mengungkap jika praktik yang dilakukan pelaku itu sudah berjalan kurang lebih setahun.
“Korban dipekerjakan sebagai pemandu lagu di ruko lalu sebagian di wisma Pesanggrahan Anggrek. Apabila pengunjung warkop ada yang mem-booking korban ini akan diajak pelanggannya di Wisma Tretes di atas,” kata Hendra.
Selain itu Hendra juga menyebut 19 korban itu berasal dari berbagai daerah, ada yang berasal dari Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Saat ini para korban ada yang dibawa ke Dinas Sosial Jatim dan sebagian dipulangkan ke orangtuanya.
Dari kasus ini juga, Hendra mengatakan ada tindak kekerasan yang dialami korban saat mencoba kabur dari tempat penyekapan.
“Korbannya ada yang keluar karena tindak kerasan. Dia keluar kerja. Lalu lapor polisi sehingga kasus ini terungkap,” jelas Hendra. (wld/bil/rst)