Jumat, 22 November 2024

KHM Lakukan Aksi Serentak, Tuntut Komitmen Pemerintah Cegah Krisis Iklim

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Salah satu aksi sidak plastik dan mengganti dengan totebag yang dilakukan oleh pegiat KHM dalam rangkaian aksi cegah krisis iklim, di Malang, pada Minggu (6/11/2022). Foto: Kader Hijau Muhammadiyah

Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) melakukan aksi serentak di beberapa daerah di Indonesia untuk menuntut komitmen pemerintah dalam mencegah krisis iklim.

Aksi itu dilakukan di Malang, Madura, Yogyakarta, Jember, Trenggalek, Kupang dan juga Kendari, pada hari Minggu (6/11/2022) kemarin.

Fahmi Ahmad Fauzan Presidium KHM, mengatakan bahwa aksi itu merupakan respon Kader Hijau Muhammadiyah dalam memperjuangkan kelestarian alam.

“Kita sebagai umat islam harus mempunyai keberpihakan pada alam, yakni dengan banyak cara, mulai dari pengurangan sampah, hingga menolak aktivitas yang berdampak buruk pada lingkungan,” ucapnya kepada suarasurabaya.net

Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa pencegahan krisis iklim harus terus digaungkan, mengingat dampaknya besar dan luas.

“Masyarakat harus tahu akan isu krisis iklim, karena ini dampaknya bukan hanya pada kita, tetapi juga pada anak cucu kita. Selain membuat rusak lingkungan, bisa juga berdampak pada aspek kesehatan,” ucapnya.

Aksi yang bertajuk “Menjaga Iman, Melawan Krisis Iklim” itu, dilakukan dengan berbagai macam seruan.

Di Malang misalnya, pegiat KHM menyerukan Zero Waste serta melakukan aksi sidak kantong plastik, dan menggantinya dengan totebag gratis.

Kemudian di Madura, pegiat KHM menyerukan tuntutan agar pemerintah tidak ketergantungan pada energi fosil yang merusak alam, dan mendesak agar segera melakukan transisi ke energi bersih terbarukan.

Sementara di Jember, pegiat KHM melangsungkan aksi di depan Gedung DPRD Kabupaten Jember untuk yang menuntut pembatalan UU Minerba dan UU Cipta Cerja.

Fauzan mengatakan, aksi itu merupakan bagian dari kampanye #Faiths4ClimateJustice yang berkolaborasi dengan GreenFaith dan Eco-Bhinneka Muhammadiyah, yang dalam aksinya juga menegaskan bahwa keimanan adalah pondasi untuk mewujudkan keadilan iklim.

Ia juga mengatakan, bahwa #Faiths4ClimateJustice merupakan bentuk kampanye dan protes kepada pemimpin dunia yang selama ini mengendalikan roda kehidupan di bumi, yang menurutnya selama ini justru berpihak kepada para elit yang eksploitatif.

“Kampanye faith for climate justice mengambil momentum penyelenggaraan G20 di Bali dan COP27 di Mesir, untuk mendorong komitmen para pemimpin dunia untuk menjaga bumi dan kehidupan masa depan, terutama dalam isu-isu energi dan krisis iklim,” ucapnya.

Ia berharap, melalui aksi serentak itu, dapat tersampaikan kepada pemerintah dan khalayak, bahwa krisis iklim harus mendapat perhatian dan harus dicegah. “Agar ada ruang keharmonisan bagi seluruh entitas yang ada di muka bumi,” pungkasnya. (ris/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs