Mengaku ketakutan setelah rekamannya viral di sosial media, wanita yang sempat mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan minta maaf pada salah satu keluarga korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Aksi permintaan maafnya pun, juga tersebar di media sosial, pada Rabu (12/10/2022) hari ini.
Rekaman video berdurasi dua menit 20 detik itu diunggah pukul 14.07 WIB oleh akun twitter @AremaniaCulture. SF, wanita yang awalnya diduga sebagai PNS dan anggota salah satu partai itu, minta maaf sambil mencium tangan orang di depannya yang dipanggil Eka. Ia menangis sesenggukan menyesali perbuatannya.
“Saya ingin memohon maaf karena berhubungan rekaman voice note yang beredar kemarin, saya tidak ada tujuan apa pun menjelekkan nama almarhum. Demi Allah saya lillahita’ala meminta maaf pada panjenengan. Memohon dengan sangat tolong maafkan saya bila ada kata yang salah,” ucap wanita berkerudung lengkap dengan seragam coklat itu dalam rekaman video.
Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet?
Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu mas Nawi Curva Nord.
Penjual dawet PNS ya ?#UsutTuntasTragediKanjuruhan pic.twitter.com/KZBCaf1j4A
— AREMANIA CULTURE 🥀 (@AremaniaCulture) October 12, 2022
Di kolom komentar, akun pengunggah video tersebut pun turut memberi penjelasan.
“Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi dan memakai miras serta narkoba. Setelah ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi. Sorry Bro dan Sist ternyata bukan PNS tapi Wakil Rakyat,” tulis pemilik akun dalam postingannya.
Secara terpisah, Yosea Suryo Widodo Ketua DPD PSI Kabupaten Malang membagikan siaran pers, menanggapi soal beredarnya sebutan bahwa SF atau Suprapti itu adalah anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam siaran pers-nya, Yosea menyampaikan bahwa Suprapti bukan pengurus PSI sejak 22 Juni 2020.
“Kami sedang mengecek di sistem keanggotaan PSI. Jika benar masih tercatat, kami segera pecat,” kata Yosea dalam keterangan pees yang diterima suarasurabaya.net.
Sementara, AKP Donny Kristian Kasat Reskrim Polres Malang saat dihubungi awak media mengaku, tidak mengetahui motif Suprapti melakukan itu. Tapi ia membenarkan jika beberapa suporter Aremania meminta Suprapti meminta maaf, sehingga difasilitasi.
“Kami gak paham terkait apa dia punya konteks menyampaikan dan memviralkan itu. Saya pikir ibu ini situasinya lagi terguncang. Saya hanya fokus pada penanganan hukum yang sedang kita tindaklanjuti bersama dengan Polda Jatim. Tidak ada satu pun yang mengarah untuk mendalami apa yang dilakukan ibu itu sebelum video tersebar,” kata Donny.
Donny juga menambahkan, Suprapti ketakutan hingga datang ke salah satu Mapolsek di Polres Malang untuk meminta perlindungan.
“Infonya banyak yang cari jadi kita jaga agar kondusif. Suporter juga minta ibu itu minta maaf kita fasilitasi dengan suporter biss dipertemukan di Singosari. Kasihan dia takut di rumahnya jadi pergi ke polsek nangis terus,” terangnya. (ita/bil/ipg)