Jumat, 22 November 2024

Kerja Bakti DLH Surabaya di Tambak Sarioso Angkut 581 Kilogram Sampah

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Kerja bakti dan pelatihan di kawasan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso Kecamatan Asemrowo Kota Surabaya, Sabtu (11/6/2022). Foto : Diskominfo Kota Surabaya

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menggelar kerja bakti dan pelatihan di kawasan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo, Sabtu (11/6/2022). Ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2022.

Agus Hebi Djuniantoro Kepala DLH Kota Surabaya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan dan ekosistem kawasan wisata.

“Tempat ini adalah kawasan wisata yang memiliki potensi cukup besar. Maka selain menjaga lingkungan, kami juga menguatkan warga sekitar untuk memproduksi karya yang dapat menambah penghasilan,” kata Hebi.

Pada sisi lingkungan, Hebi menjelaskan DLH akan menggelar kerja bakti setiap bulan untuk melakukan pengecekan dan pemantauan, serta mengukur berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh kawasan wisata tersebut.

“Kita juga menggugah masyarakat Surabaya, supaya tetap bergotong-royong melakukan kerja bakti. Seperti saat ini, terdapat 400 peserta yang berpartisipasi. Mereka tidak hanya dari DLH dan PD lainnya, tetapi juga dari komunitas, mahasiswa, pelajar, dan tentunya warga setempat,” jelas dia.

Hasilnya, kegiatan kerja bakti Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini berhasil mengangkut 581,48 kilogram sampah, rinciannya 348,625 kilo sampah plastik, 2,5 kilo sampah kertas, dan 230,355 kilo sampah basah/organik.

“Kami juga menerjunkan dua dump truck, sebagai alat untuk mengangkut sampah tersebut,” ujarnya.

Dengan didominasi oleh banyaknya sampah plastik, Hebi mengaku DLH akan terus mengajak dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.

Di sisi lain, untuk menguatkan SDM di kawasan wisata tersebut, pihaknya menggandeng komunitas peduli lingkungan Komunitas Nol Sampah untuk melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai pengolahan buah dan daun Mangrove. Buah Mangrove bisa diolah menjadi sirup, keripik, hingga pewarna. Sedangkan daun Mangrove bisa diolah menjadi rempeyek dan teh.

“Pelatihan akan diikuti oleh warga, supaya mereka bisa membuat produk olahan yang harapannya bisa menambah pendapatan masyarakat setempat. Kami menginginkan kawasan wisata ini akan hidup, salah satunya adalah melalui gerakan ekonomi kerakyatan,” jelasnya.(man/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs