Ratusan kendaraan operasional pemerintah kota (pemkot) mulai dikonversi jadi listrik tahun 2023 mendatang.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya belum bisa memastikan akan melelang dan membeli kendaraan listrik baru atau mengkonversi dengan skema lain.
“Insya Allah seluruh kendaraan bermotor roda dua di Kota Surabaya akan kita hitung dan akan kita alihkan menjadi sepeda motor listrik. Entah nanti kita konversi dan kita lelang, kita jual lalu beli untuk kendaraan listrik,” kata Eri, Jumat (23/12/2022).
Upaya ini, menurutnya, selain mendukung program pemerintah pusat, juga mengurangi polusi di Kota Surabaya. Harapannya, besaran pengeluaran anggaran bisa lebih hemat.
Hasil koordinasi dengan Kemenhub, nantinya akan menyiapkan tutor untuk menyukseskan rencana tersebut. Termasuk dibantu pihak kepolisian, terutama Kasatlantas Polrestabes Surabaya untuk pengurusan surat-surat kendaraan listrik.
“Jadi, ini untuk mendukung program pemerintah pusat dan juga untuk mengurangi polusi di Surabaya. Penggunaan kendaraan listrik ini juga dapat menghemat anggaran kita,” katanya.
Sementara itu, Ira Tursilowati Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) menjelaskan dasar kebijakan penggunaan kendaraan listrik ini mengacu Instruksi Presiden nomor 7 tahun 2022 nomor 17, permendagri nomor 19 tahun 2016 pasal 346, dan Peraturan Presiden nomor 33 tahun 2020 Bab Biaya Pemeliharaan dan BBM Kendaraan Dinas.
“Atas dasar itulah maka Pak Wali juga berencana mengalihkan kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik di tahun 2023,” kata Ira di ruang kerjanya.
Ia merinci, total ada 4.486 unit kendaraan dinas di Pemkot Surabaya. Terdiri 77 mobil dinas pejabat, 725 unit mobil operasional dinas, dan 2.665 sepeda motor operasional dinas.
“Lalu ada juga kendaraan non operasional berupa ambulance sebanyak 67 unit, truk sebanyak 485 unit, dan lain-lainnya sebanyak 467 unit,” katanya.
Ira menambahkan, dari keseluruhan itu, ada beberapa kategori. Sepeda motor operasional dinas yang berusia lebih dari 7 tahun dengan kondisi kurang baik sebanyak 1.381 unit dan 509 unit rusak berat.
Selain itu, sepeda motor yang berusia kurang dari 7 tahun dan kondisinya kurang baik 764 unit, serta 11 unit rusak berat. Yang akan dikonversi listrik, hanya sepeda motor rusak berat.
“Jadi, kemungkinan di tahap awal ini, kita akan melelang sebanyak 520 unit kendaraan roda dua yang kondisinya sudah rusak berat, dan nanti kita akan ganti ke kendaraan roda dua berbahan listrik,” tegasnya.
Selanjutnya, mobil dinas yang usianya lebih dari 7 tahun dan kurang baik sebanyak 470 unit, dan 70 unit lain rusak berat. Sedangkan yang berusia kurang dari 7 tahun dan kurang baik sebanyak 262 unit.
“Nah, kalau kendaraan roda empat yang mungkin nanti dilelang pertama ya sebanyak 70 unit yang sudah rusak berat itu. Nanti kita kalkulasi kembali apakah ini juga akan diganti kendaraan listrik atau tidak,” kata dia.
Ira memastikan perbandingan biaya BBM dan biaya service antara kendaraan motor listrik dengan kendaraan motor yang berbahan BBM sudah dihitung.
“Jadi, ini sangat hemat. Semoga lancar realisasinya nanti,” pungkasnya. (lta/iss)