Jumat, 22 November 2024

Kenaikan Harga Energi Juga Berpotensi Picu Kerusuhan di Eropa

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Demonstran memblokir jalan di Canary Wharf selama protes di luar markas Ofgem, menyusul pengumuman batas harga energi, di London, Inggris, 26 Agustus 2022 lalu. Foto: Dok/ Reuters

Negara-negara terkaya di Eropa menghadapi peningkatan risiko kerusuhan sipil selama musim dingin, termasuk protes jalanan dan demonstrasi karena harga-harga energi yang tinggi dan meningkatnya biaya hidup.

Seperti dilaporkan Antara melansir Reuters, Jumat (2/9/2022), Torbjorn Soltvedt analis utama Verisk Maplecroft menjelaskan jika Jerman dan Norwegia adalah beberapa negara maju yang sudah mulai mengalami gangguan pada kehidupan sehari-hari karena tindakan buruh.

Laporan terbaru Verisk tentang indeks kerusuhan sipil, menemukan lebih dari 50 persen dari hampir 200 negara yang dicakup mengalami peningkatan risiko mobilisasi massa, antara kuartal kedua dan ketiga 2022. Jumlah itu adalah yang terbesar, sejak Verisk merilis indeks pada 2016.

Menurut laporan yang dirilis pada Jumat dini hari WIB tersebut, daftar negara dengan proyeksi peningkatan risiko terbesar, termasuk Bosnia dan Herzegovina, Swiss dan Belanda.

“Selama musim dingin, tidak akan mengejutkan jika beberapa negara maju di Eropa mulai melihat bentuk kerusuhan sipil yang lebih serius,” kata Soltvedt.

Perang Rusia di Ukraina sejak 24 Februari telah mempercepat kenaikan harga-harga pangan, yang mencapai rekor sepanjang masa pada Februari dan lagi pada Maret. Harga-harga energi juga naik tajam dengan Eropa hampir mengalami resesi.

“Dan kami masih memiliki beberapa dampak dari pandemi Covid-19 yang berperan dalam hal ini, dengan gangguan rantai pasokan yang ada,” tambah kepala analis Jimena Blanco.

Kekeringan yang menghancurkan dan tingkat air yang rendah terkait dengan perubahan iklim di banyak bagian dunia, telah memperburuk harga pangan dan energi yang tinggi.

Dari gerakan damai hingga protes kekerasan, kenaikan harga makanan pokok juga menjelaskan peningkatan ketidakpuasan sosial yang mencakup pasar negara maju dan berkembang, menurut laporan tersebut.

Mauritius, Siprus dan Ukraina telah mengalami peningkatan terbesar dalam kerusuhan sosial di kuartal ketiga dibandingkan kuartal kedua, dengan Rusia di tempat ketujuh dan Norwegia di tempat ketiga belas dari daftar. (ant/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs