Jumat, 22 November 2024

Kemenparekraf Ingatkan Hati-Hati untuk Promosi Pariwisata Pasca-Bencana

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ni Made Ayu Martini Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Foto: Antara

Ni Made Ayu Martini Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut bencana alam biasanya berpotensi menjadikan daerah terdampak sebuah objek wisata.

Dia mencontohkan, bencana gunung berapi di suatu daerah setelah dilakukan kunjungan oleh para peneliti atau tim riset, biasanya malah menarik wisatawan.

“Gunung Krakatau didatangi dari mana-mana, bisa menaiki helikopter untuk melihat. Ini peluang, bisa dijual setelah fase pemulihan bencana, sehingga bagi yang berminat untuk meriset atau melakukan wisata petualangan dapat berkunjung ke sana karena daerah tersebut sudah aman,” ujarnya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022 di Jakarta, Jumat (16/12/2022) dilansir Antara.

Contoh lain, kata dia, daerah terdampak bencana yang kemudian menjadi destinasi wisata yakni kawasan Gunung Merapi.

Bahkan, di kawasan tersebut muncul beragam paket tur kunjungan ke Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Begitu pula di Aceh setelah peristiwa tsunami tahun 2004, banyak wisatawan datang ingin melihat bekas kapal di atas rumah penduduk yang menjadi bukti sejarah dari tragedi tsunami tersebut.

Namun, Ni Made kembali menekankan para pemangku kepentingan di sektor pariwisata agar hati-hati dalam mengiklankan daerah tertentu pasca-bencana.

“Contohnya, baru ada musibah di Indonesia, tiba-tiba kita munculin iklan Wonderful Indonesia, lalu orang-orang akan bertanya kok seperti ini, dan itu bisa menjadi bumerang,” ucapnya.

Karena itu ia menganggap urgensi berkoordinasi secara terintegrasi antar-pemangku kepentingan perlu dilakukan supaya tidak ada yang melakukan kampanye berkunjung ke Indonesia, di saat ada bencana alam atau ketika fase pemulihan bencana belum selesai.

Hal pertama yang dapat dilakukan sebelum mengkampanyekan destinasi wisata di Indonesia ialah memberikan ucapan bela sungkawa terlebih dahulu dalam beberapa hari di daerah yang tertimpa musibah.

Setelah itu, lanjutnya, ada tahapan penanganan bencana terutama terhadap destinasi wisata. Dengan demikian tingkat kepercayaan masyarakat dapat meningkat untuk mengunjungi destinasi wisata.

“Bukan hanya soal destinasi yang terkena bencana harus gercep (gerak cepat), bukan hanya SDM-nya yang harus gercep, tapi marketing-nya juga harus cepat. Ke depan, kami ingin sekali seluruh kepala dinas pengelola industri pariwisata harus aware (menyadari) mengenai ini, karena Indonesia sensitif terhadap bencana, berbeda dengan negara lainnya,” pungkas Ni Made. (ant/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs