Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat berdasarkan data sementara yang dihimpun dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2022, pergerakan penumpang angkutan umum pada arus mudik pada hari H Lebaran terus menurun dibanding hari-hari sebelumnya.
“Terlihat puncak pergerakan penumpang angkutan umum terjadi pada H-2 dan jumlahnya terus menurun di H-1 dan Hari H Lebaran kemarin. Namun pergerakannya masih tinggi dibanding hari biasa,” kata Adita Irawati Juru Bicara Kemenhub, Selasa (3/5/2022).
Adita menyampaikan pemantauan pergerakan penumpang mudik pada tahun ini dilakukan di 111 terminal bus, 16 pelabuhan penyeberangan, 51 bandar udara, 110 pelabuhan laut, dan 13 Daop/ Divre.
Secara rinci data jumlah pergerakan penumpang pada semua moda mulai H-7 hingga hari H kemarin adalah H-7 sebanyak 527.987 penumpang, H-6 sebanyak 570.860 penumpang, H-5 sebanyak 685.907 penumpang, H-4 sebanyak 845.706 penumpang, H-3 sebanyak 932.468 penumpang, H-2 sebanyak 952.210 penumpang, H-1 sebanyak 656.454 penumpang, dan hari H sebanyak 517.190 penumpang.
Adapun data sementara pergerakan penumpang di masing-masing moda angkutan pada Senin (2/5/2022) atau hari H, masih menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan hari biasa (16 April 2022) yakni pada angkutan jalan (bus) jumlah penumpang 72.339 penumpang atau naik 15,3 persen, jumlah penumpang kereta api,101.781 penumpang atau naik 110,4 persen, angkutan udara144.484 penumpang atau naik 37,5 persen.
Sementara pada angkutan laut 36.572 penumpang atau naik 82,2 persen dan angkutan penyeberangan 162.014 penumpang atau meningkat sebesar 191,8 persen jika dibandingkan dengan hari biasa 16 April 2022 sebesar 55.525 penumpang.
“Terlihat, pergerakan penumpang angkutan penyeberangan masih yang tertinggi pada H1 Lebaran kemarin,” ujarnya.
Adapun jumlah pergerakan penumpang secara kumulatif pada masing-masing moda yang dipantau selama 8 (delapan) hari mulai 25 April (H-7) hingga 2 Mei (H Lebaran) adalah angkutan penyeberangan masih yang tertinggi yaitu sebanyak 1.766.802 penumpang. Dengan pergerakan penumpang keberangkatan terpadat pada lima pelabuhan yaitu Merak, Gilimanuk, Bakauheni, Ketapang, dan Kayangan (Lombok Timur).
Kemudian angkutan udara 1.478.812 penumpang dengan pergerakan keberangkatan terpadat pada lima bandara yakni Soekarno Hatta, Sultan Hasanuddin (Makassar), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Bali) dan Sepinggan (Balikpapan).
Angkutan jalan (bus) 1.056.602 penumpang dengan pergerakan terpadat lima terminal yakni Kertonegoro Ngawi, Ir Soekarno (Klaten), Purboyo (Surabaya), Giwangan (Yogyakarta), dan Tirtonadi (Solo).
Angkutan kereta api 851.430 penumpang dengan pergerakan terpadat di lima Daerah Operasi (Daop) yakni: Daop I Jakarta, Daop VIII Surabaya, Daop VI Yogyakarta, Daop II Bandung, dan Daop IV Semarang.
Angkutan Laut 550.333 penumpang dengan pergerakan terpadat di lima pelabuhan yakni Gilimanuk, Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Balikpapan.
Secara total jumlah penumpang kumulatif di semua moda angkutan sudah mencapai 5.703.979 penumpang. Jumlah ini masih lebih kecil dibandingkan periode yang sama 2019 sebanyak 8.127.682 penumpang.
“Namun demikian, data kumulatif tahun ini sifatnya masih sementara dan dimungkinkan untuk terus bergerak naik,” pungkas Adita.(ant/dfn)