Jumat, 22 November 2024

Kemenag Jatim akan Jaga Psikologis CJH Sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Umat Islam tiba untuk melaksanakan Wukuf di Arafah, Arab Saudi, Senin (19/7/2021). Foto: Reuters

Jelang momen Ibadah Haji 1443 H, Kemenag Jatim akan pastikan kesehatan mental dan psikologis dari Calon Jemaah Haji (CJH) sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr. H. Abdul Haris Kabid Haji Kementerian Agama Jawa Timur pada suarasurabaya.net, Senin (30/5/2022).

“Kami berikan rasa nyaman kepada calon jemaah, selalu menyapa dan berikan perhatian. Supaya jemaah merasa seperti di rumah sendiri,” ujar Abdul Haris

Dia melanjutkan, para jemaah harus diberikan perasaan dimuliakan setelah penantian panjang mereka. Seperti pelepasan yang dilakukan oleh bupati masing-masing, serta penyambutan dengan baik saat sampai di Asrama Haji.

Menurut Abdul Haris, jemaah yang ingin berangkat haji tidak boleh terganggu psikologisnya. Sebagai penyelenggara, kata dia, pihaknya juga bertanggung jawab atas maksimalnya ibadah bagi para CJH.

Berkaitan dengan kenyamanan, Kabid Haji Kemenag Jatim juga mempertimbangkan berbagai keputusan bersama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), salah satunya terkait kendala yang biasa dijumpai saat Xray di bandara.

“Calon jemaah ketika sudah diperiksa Xray, tidak boleh minum padahal masih lama untuk menunggu keberangkatan penerbangan. Akhirnya kami sepakati untuk boleh minum maksimal 100 mililiter,” terangnya sambil mencontohkan botol yang seukuran.

Sesuai yang dijadwalkan Kemenag Jatim, jemaah di Asrama Haji akan berangkat pada 4 Juni 2022 dan para CJH akan tiba di asrama sehari sebelumya. Pada pemberangkatan CJH kloter pertama nanti, rencananya akan dihadiri oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim.

Berkaitan dengan hari pemberangkatan yang semakin dekat, PPIH pada hari ini juga melangsungkan rapat koordinasi dengan beberapa stakeholder.

Seperti Kantor Imigrasi, Otoritas Bandara Angkasa Pura, Dinas Kesehatan Jawa Timur, pihak kepolisan, dan beberapa stakeholder lain. Kata Abdul Haris, semua yang terlibat dalam penyelenggaran haji adalah perwakilan yang sudah berpengalaman di petugas Embarkasi petugas Haji Surabaya pada tahun-tahun sebelumnya.

Dalam rapat koordinasi itu, pihak penyelenggara membahas teknis persiapan penerimaan CJH yang meliputi paspor, perbekalan, vaksin, dan syarat kesehatan khususnya bagi wanita usia subur.

“Kami juga melakukan pengetatan PCR kepada para panitia, agar unsur keamanan bisa meliputi semua unsur,” imbuhnya.

Selain teknis persiapa penerimaan, Abdul Haris juga memaparkan tentang pola pemberangkatan untuk meminimalisir hambatan-hambatan yang dialami oleh CJH.

Menurutnya, pola komunikasi CJH yang akan di PCR harus diperhatikan. Karena berkomunikasi dengan banyak pihak bisa jadi mempengaruhi hasil PCR menjadi positif dan menghambat keberangkatan calon jemaah.

Oleh karena itu Abdul Haris berpesan kepada CJH untuk melakukan isolasi selama 14 hari sebelum di PCR agar mendapatkan hasil negatif.

“Kami juga melakukan pengetatan di Asrama Haji khususnya di pintu masuk agar orang-orang luar selain panitia dan CJH yang tidak terdeteksi bebas virus bisa diminimalisir,” pungkasnya. (wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs