Danny Wachid Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan harga rumah tapak kecil misal ukuran 50 meter persegi yang lokasinya di tepi Kota Surabaya sudah mencapai lebih dari Rp700 juta.
Penyebab tingginya harga rumah di Kota Surabaya ini dipicu sudah tidak adanya lahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan rumah tapak.
“Mau dibangun di mana lagi. Rumus atau teori tempat tinggal, ketika lalu lintas kendaraan sudah padat, maka pemukiman harus ke atas. Landed house atau rumah tapak akan mahal karena lahan sudah tidak ada. Kalaupun ada sangat terbatas. Kalau dipaksa tinggal di rumah tapak, ya harganya tidak akan ketemu karena bahannya sudah tidak ada,” kata Danny dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (1/3/2022).
Selain itu juga harga bahan bangunan tiap tahun naik, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang dibebankan ke pembeli. “Mengingat sektor perumahan menyumbang sangat besar, harusnya pemerintah daerah memberikan insentif pajak PPN dan BPHTB yang selama ini membebani pembeli,” kata dia.
Untuk pembelian rumah dengan pembiayaan KPR, pertimbangan pembeli bukan lagi harga tapi kesanggupan untuk mencicil. Menurut Danny, ada dua kebijakan yang sangat mempengaruhi keputusan calon pembeli.
Pertama, pembiayaan dengan jangka waktu yang signifikan. Jangka waktu pembiayaan di Indonesia maksimal 25 tahun. Sedangkan Australia itu sampai 50 tahun, makannya ada ahli waris KPR. “Intervensi pemerintah harus ada. Seperti jangka waktu diperpanjang,” tuturnya.
Bahkan, Danny pernah mengusulkan tanah Pemda atau Pemkot bisa dibangun untuk apartemen karena pembiayaannya bisa lebih murah. Kemudian bisa diikuti oleh pengembang.
Kedua, suku bunga. Bunga KPR di Indonesia dalam dua sampai tiga tahun ini naik terus.
“Karena kita tidak mungkin menekan laju harga bahan, yang penting sekarang dari pembiayaannya. Pengembang itu juga uangnya juga dari bank. Ada suku bunga di sana. Biaya sosial ini menambah beban biaya pinjaman ke bank. Karena biaya tinggi, harga rumah akan naik,” kata Danny.
Danny melanjutkan, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan rumah subsidi dengan cicilan hanya 1 jutaan per bulan, tapi tidak di Surabaya atau Sidoarjo. Adanya di Mojokerto dan Gresik.
“Kalau beli rumah, yang dekat dengan pintu Tol sehingga akomodasinya akan mudah, karena pemerintah akan membangun banyak pintu tol. Perumahan subsidi di Sidoarjo, seperti Bluru, Magersari, sekarang harganya sudah miliaran,” ujarnya.(iss)