Setelah diresmikan 15 Agustus 2022 lalu, Kapal Rumah Sakit dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 telah lolos tahap pengujian kemampuan berlayar di laut (Sea Acceptance Test/SAT).
Dalam pengujian ini, seluruh peralatan, sistem utama, serta elemen pendukung diuji secara maksimal untuk mengetahui kemampuan kapal.
Iqbal Fikri Chief Operating Officer (COO) PAL mengatakan, keberadaan kapal tersebut sebagai bentuk komitmen dan langka proaktif pemerintah, dalam merespon kondisi geografis Indonesia.
“Berada dalam ring of fire sehingga potensi-potensi bencana dimungkinkan terjadi ditengah- tengah kita,” ujarnya dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (24/12/2022).
SAT yang berlangsung pada 14-16 Desember 2022 itu, dilaksanakan di perairan Laut Jawa, diikuti sebanyak 4900 personel gabungan, terdiri dari Tim PT PAL Indonesia, Satgas DN Yekda Pembangunan Kapal BRS, Biro Klasifikasi (LR), Tim Kelaikan Material dan Pawas Uji Fungsi Mabes TNI AL hingga calon awak kapal.
Rangkaian SAT diawali dengan proses compass adjustment, ship condition, setting adjustment performa motor dan sistem penggerak, serta piranti pendorong. Dilanjut dengan pengujian kecepatan dan daya tahan kapal, kemampuan manuver kapal seperti turning circle test, z-manouvering test, williamson turn test, reverse test, stoping test serta crash stop astern test.
“Adapun anchoring test (pelepasan jangkar) dilaksanakan pada lokasi dengan kedalaman air laut kurang lebih 80 meter. Serta noise and vibration test yang dilaksanakan secara paralel saat test ketahanan kapal,” ujar COO PAL tersebut.
Hasil dari SAT, menunjukan kalau Kapal Rumah Sakit telah memenuhi parameter keberhasilan, salah satunya dengan tercapainya maximum speed saat kondisi full load melebihi target rata-rata, yakni sebesar 18,3 knots (rata-rata biasanya 18 knots).
Sebagai informasi, Kapal Rumah Sakit dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 memiliki fasilitas penunjang seperti poliklinik rawat jalan baik poli umum, poli mata, poli gigi, serta poli lainnya. Selain itu, dilengkapi dengan UGD, ruang operasi, ruang rawat inap, instalasi gas medis dan unit radiologi.
“Dan yang lebih penting, kapal rumah sakit ini memiliki fasilitas ruang rawat inap yang mampu berfungsi sebagai ruang isolasi dengan didukung sistem ventilasi terpisah dan pengendali tekanan udara,” ujar Iqbal Fikri.
“Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar, dengan banyaknya potensi kebencanaan diharapkan peran kapal rumah sakit sekelas rumah sakit tipe C ini dapat menjadi kontribusi nyata, khususnya dalam menjalankan operasi kemanusiaan,” pungkasnya. (bil/iss)