Hari ini, Rabu (9/2/2022), vaksin Merah Putih memasuki uji klinis fase pertama di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Surabaya. Sebanyak 96 orang relawan menerima suntikan vaksin yang diolah dari virus Covid-19 di Indonesia.
Prof. Fedik Abdul Rantam Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) mengatakan jika berjalan lancar, uji klinis fase ketiga vaksin ini bisa dilakukan pada bulan April, lalu dilanjutkan pengamatan.
“Begitu fase ketiga selesai, kami akan scale up. Setelah mendapat The Emergency Use Authorization atau izin penggunaan darurat dari Badan POM, vaksin Merah Putih sudah bisa dipakai untuk masyarakat umum pada bulan Juli 2022,” kata Prof Fedik kepada Radio Suara Surabaya, Rabu pagi.
Dia menjelaskan, uji klinis dibagi menjadi tiga fase. Masing-masing berjarak 35 hari. Nantinya, fase kedua akan diikuti 405 relawan dan fase ketiga diikuti 3.000-5.000 relawan. Fase pertama untuk memastikan keamanannya, fase kedua imunogenisitas atau tingkat kekebalannya seberapa jauh, dan fase ketiga efikasinya.
“Relawan adalah orang yang belum pernah divaksin sama sekali, berusia 18 tahun ke atas, dan sehat. Memang sebagian besar orang sudah divaksin, tapi masih banyak yang belum mau vaksin. Barangkali menunggu vaksin Merah Putih,” ujarnya.
Vaksin Merah Putih yang diujicobakan adalah vaksin platforn inactive kerja sama Universitas Airlangga dan Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Vaksin ini sudah melalui proses tahapan uji di hewan. Mulai dari pre klinis fase pertama, pre klinis fase kedua, evaluasi keamanannya, potensinya, termasuk imunogenitasnya, dan sudah di-approve oleh Badan POM.
Menurutnya, Badan POM memberi izin uji klinis fase satu ketika semuanya aman.
Sejak tanggal 5 Februari 2022, Badan POM juga sudah memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK). Begitu juga MUI sudah mengeluarkan sertifikat halal.
“Oleh karena itu harapan kami ke depan hasilnya lebih baik, tidak perlu resah, vaksin ini vaksin terbaik untuk Indonesia karena virusnya dari Indonesia sendiri dan kita kembangkan jadi vaksin,” kata dia
Aplikasi vaksin Merah putih, kata Prof. Fedik, sama seperti vaksin-vaksin lainnya yang ada di Indonesia yaitu penyuntikan melalui intramuscular. “Berdasarkan hasil pre klinis, kita tidak temukan kelainan atau kerusakan pada jaringan tempat penyuntikan. Hanya sedikit nyeri di tempat suntikan tapi tidak berlebihan dan itu wajar karena respon,” ujar Prof. Fedik.(iss)