Dr. Hudiyono Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadis Kominfo Jatim) memastikan, akan mengawal proses pembagian Set Top Box (STB) gratis untuk masyarakat kurang mampu di Jawa Timur. Pembagian alat konversi siaran tv analog ke digital tersebut merupakan program dari Kementerian Kominfo menjelang Analog Switch Off (ASO).
“Alat STB ini menjadi kompensasi yang disiapkan oleh Kementerian Kominfo sebelum ASO diberlakukan. Di Jatim akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama 30 April 2022 di sembilan kabupaten, kedua 25 Agustus 2022 di 10 kabupaten/kota, dan ketiga di 19 kabupaten/kota,” jelasnya, Jumat (22/4/2022) dikutip dari kominfo.jatimprov.go.id.
Adapun sembilan kabupaten di tahap pertama ASO adalah Kabupaten Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pacitan, Banyuwangi, Situbondo, Jember, Lumajang, dan Bondowoso. Tahap kedua, yakni Kota Surabaya, Pasuruan, Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, Lamongan, Gresik dan Bangkalan.
Sedangakan tahap ketiga, yakni Kota Malang, Batu, Probolinggo, Kediri, Blitar, Madiun, Kabupaten Malang, Probolinggo, Kediri, Tulungagung, Blitar, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, dan Ngawi.
Hudiyono menjelaskan, proses pembagian STB gratis oleh Kementerian Kominfo disalurkan melalui PT Pos Indonesia. Bantuan STB sendiri diperuntukan untuk warga kurang mampu atau rumah tangga miskin yang masuk dalam daftar DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Kemensos.
Persyaratannya, penerima bantuan STB gratis wajib memiliki televisi analog, berada pada cakupan wilayah layanan siaran TV digital terestrial, bersedia menerima bantuan, dan satu rumah tangga kurang mampu hanya menerima satu STB.
Kadis Kominfo Jatim menambahkan, bantuan STB gratis juga dibagikan oleh lembaga penyiaran televisi.
“Infonya, TVRI juga berencana akan membagikan STB gratis, namun masih dalam tahap proses persetujuan di pusat. Selain itu dari Trans Corp juga sudah membagikan STB gratis, seperti di wilayah Jember yang masuk ASO tahap pertama. Semua penerimanya adalah warga kurang mampu,” ungkapnya.
Hudiyono berharap, tidak terjadi resistensi di kalangan masyarakat atas program ASO migrasi TV analog ke digital. “TV digital ini hal yang baru untuk masyarakat. Namun, kami berharap tidak sampai terjadi resistensi. Proses pemasangan STB juga mudah. Yang pasti gambar dan suara tv digital akan lebih bagus dan jernih,” ungkapnya.
Ia juga mengimbau warga yang paham cara memasang STB, bisa membantu tetangganya yang kurang paham. Selain itu, warga mampu tapi belum punya Smart TV yang bisa menangkap tayangan digital diimbaunya untuk bisa beli STB secara mandiri.
Hudiyono juga mengaku akan terus menyosialisasikan ASO ke seluruh Jawa Timur melalui media mainstream dan media sosial. Termasuk koordinasi dengan Balmon Kemenkominfo di Surabaya, KPID Jawa Timur dan stasiun televisi yang mengudara di wilayah Jawa Timur. (bil/iss)