Tercatat per 18 Juni 2022 lalu, sebanyak 183.280 hewan ternak yang tersebar di 19 provinsi di Indonesia terinfeksi virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Provinsi Jatim menjadi yang terparah terdampak PMK.
Ir. Indah Aryani Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Jatim pada Radio Suara Surabaya, Rabu (22/6/2022) mengungkapkan, hal tersebut dikarenakan populasi ternak sapi Jatim merupakan yang terbesar di wilayah Indonesia.
“Di peternakan hewan, sapi potong saja totalnya ada sekitar 4,9 juta. Kemudian ada sapi perah juga yang terdata ada sekitar 350-an. Belum lagi kambing dan domba yang bisa tertular virus PMK juga banyak di Jatim,” ungkapnya.
Kadis Peternakan Jatim menyebut, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk mencegah penyebaran virus meluas lebih jauh.
“Sudah kita bentuk gugus tugas yang berkoordinasi dengan Kepolisian, Akademisi, BPBD dan pemerintah daerah sampai tingkatan desa untuk melakukan penanganan bersama-sama,” jelasnya.
“Salah satu pengendaliannya dengan melakukan isolasi pada sapi-sapi yang sakit, agar tidak menulari sapi lainnya. Selain itu, kami juga memperketat lalu lintas perdagangan hewan ternak antar daerah,” lanjutnya.
Pengetatan lalu lintas perdagangan tersebut, dirasa perlu. Apalagi, mendekati momen Hari Raya Idhuladha, sapi-sapi yang daerahnya memiliki risiko penularan tinggi, dikhawatirkan bisa menulari sapi wilayah lain. Selain itu, dokter hewan dan alumnus Fakultas Kedokteran dari Universitas yang ada di Jatim, juga dikerahkan untuk turun ke lapangan.
“Kami juga lakukan pengobatan pada hewan ternak yang sakit untuk mengurangi gejala klinisnya. Selain itu ada pendampingan juga, meskipun masih belum merata karena penyebarannya (Virus PMK) sangat cepat,” ujar Indah Aryani.
Saat ini, Dinas Peternakan Jatim sedang berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah, melakukan pendataan hewan ternak untuk aksinasi virus PMK.
Untuk diketahui, Provinsi Jatim akan mendapatkan kuota sementara vaksin PMK dari pemerintah pusat sebanyak 1,5 juta dosis. Kuota vaksin PMK tersebut jauh dari total kebutuhan dan diusulkan Provinsi Jatim yaitu sekitar 10,5 juta dosis.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menjelaskan, dalam tahap awal ini dari kuota vaksin tersebut baru turun sebanyak 1.000 dosis saja.
“Coba dibayangkan saja, masih jauh kuota vaksin dan yang dibutuhkan Provinsi Jatim. Tetapi kami akan berupaya terus ada penambahan kuota vaksin PMK tersebut,” kata Khofifah dalam kunjungannya ke salah satu peternakan di Kabupaten Nganjuk, Senin (20/6/2022). (bil/ipg)