Kota Surabaya menjadi titik pertama dalam pemberangkatan Jalur Rempah yang dimulai 1 Juni 2022 mendatang.
Sejarah tentang jalur rempah disampaikan Heri Lentho Budayawan dari Surabaya yang juga menjadi bagian dalam kegiatan ekspedisi Jalur Rempah dengan kapal laut.
Heri menceritakan sejarah Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga.
“Raja Airlangga membangun sebuah pelabuhan dengan konsep membuka semua lini pelabuhan untuk digunakan sebagai jalur perdangangan dan pertukaran ilmu pengetahuan yang kemudian disebarkan hingga ke berbagai kota di Jawa Timur,” ujarnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Minggu (29/5/2022).
Menurutnya, aktivitas perdagangan di wilayah Kerajaan Kahuripan banyak memperjualbelikan berbagai komoditas dengan bangsa-bangsa Utara yang datang bersama kapal besarnya.
Surabaya yang dulunya bagian wilayah Kerajaan Kahuripan memang terkenal sebagai kota perdagangan. Oleh karena itu, pemilihan titik pemberangkatan di Kota Pahlawan ibarat membangkitkan kembali sejarah masa lalu.
Selain itu, Heri mengatakan Jalur Rempah bisa dikatakan sebagai serangan balik. Karena, dulu Indonesia pernah dijajah selama berabad-abad untuk diambil rempah-rempahnya.
Rencananya, Jalur Rempah akan didaftarkan ke UNESCO sebagai nominasi Warisan Budaya Dunia.
Aktivitas pelayaran Jalur Rempah menggunakan Kapal Dewa Ruci dengan enam tujuan, mulai dari Surabaya, Makassar, Bau-Bau Sulawesi Tenggara, Ternate Maluku Utara, Banda Neira Maluku Tengah, Kupang Nusa Tenggara Timur, dan kembali lagi ke Surabaya.
Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) juga dikabarkan ikut berlayar bersama para peserta Jalur Rempah yang sudah diseleksi bernama Laskar Rempah dengan 167 peserta.
Selain menelusuri jejak Jalur Rempah antarpulau, peserta juga akan diperkenalkan situs-situs budaya, menonton film tentang rempah, dan melihat pohon atau tanaman rempah.
“Hal-hal yang berkaitan dengan rempah akan dibangkitkan kembali,” pungkas Heri.(wld/rid)