Isak tangis haru turut mengiringi proses pemakaman Cak Sapari, seniman ludruk legendaris asal Surabaya yang menghembuskan nafas terakhirnya, pada Kamis (15/9/2022) subuh, sekitar pukul 04.30 WIB.
Usai dimandikan sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah Cak Sapari langsung dishalatkan di Masjid Nururrahmah Jalan Simo Mulyo Baru, dan selanjutnya dibawa di pemakaman umum Dukuh Kupang 15 sekitar pukul 09.45 WIB, untuk langsung dikebumikan.
Puluhan orang mulai seniman, rekan-rekan, mau pun keluarga turut mengantar kepulangan Cak Sapari untuk selama-lamanya. Tangis haru juga terus menetes di wajah keempat anak-anak Cak Sapari yang mengantarkan jenazah sang ayah di tempat peristirahatan terakhir.
Suara parau Pendik, anak ketiga Cak Sapari terdengar saat mengumandangkan azan sesaat sebelum jenazah Ayahnya resmi dikebumikan. Dibantu Anwar dan Dani adiknya, satu per satu bantalan kayu diturunkan dan menutup seluruh tubuh jenazah Cak Sapari yang sudah berbalut kain kafan.
Dani, anak kelima sekaligus terakhir tidak kuasa menahan tangisnya sambil membawa jenazah ayahnya di liang lahat.
“Saya tuntun terus tadi La Ilaha Ilallah terus. Saya dulang (suapi) sedikit-sedikit,” ujar Dani pada suarasurabaya.net, sesaat setelah memakamkan Ayahnya di pemakaman Dukuh Kupang 15.
Begitu juga Yuli anak pertama sekaligus satu-satunya putri Cak Sapari yang tidak sanggup menutupi kesedihannya, saat menabur bunga usai mendiang dimakamkan.
Hingga pemakaman usai, kawan-kawan seniman masih terus berdatangan seperti Djadi Galajapo, Kartolo, Robet Bayonet, Ipul, dan sebagainya. Terlihat pula Wiwiek Widayati Kadisbudporapar Kota Surabaya yang datang saat ustad memimpin doa usai pemakaman.
Untuk diketahui, Jenazah Cak Sapari dikebumikan bersebelahan dengan makam adiknya di Dukuh Kupang 15 Kota Surabaya. (lta/bil/rst)