Jumat, 22 November 2024

Irjen FS Sudah Tersangka, Tidak Ada Lagi Intervensi karena Psiko-hierarki

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: suarasurabaya.net

Tim Khusus (Timsus) telah menetapkan Irjen Pol Ferdy Sambo mantan Kadiv Propam sebagai tersangka kasus meninggalnya Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Penetapan ini diumumkan langsung oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo Kapolri pada Selasa (9/8/2022) petang.

Priyo Djatmiko Kriminolog dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya menilai apa yang dilakukan Kapolri adalah bentuk keterbukaan dan ketegasan Polri dalam mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J dengan skenario sebelumnya, tembak menembak dengan narasi yang memojokkan Brigadir J.

Priyo mengatakan, semakin terangnya kasus ini juga berkat keberanian Bharada E untuk menjadi Justice Collaborator.

“Kalau sudah buka-bukaan gini dan Kapolri total mendukung apalagi Presiden sudah memonitor, psiko-hierarkinya bakalan hilang. Gak ada istilah intervensi dari perwira atau bintang, karena di atas bintang ada bintang?,” kata Priyo dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (10/8/2022).

Seperti diketahui, psiko-hierarki (kedudukan lebih tinggi dan yang lebih rendah atau antara atasan dengan bawahan) sempat disampaikan oleh Mahfud MD Menko Polhukam. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab kasus ini sulit terungkap karena Polisi berhadapan dengan polisi atau kawannya sendiri, bahkan bawahan memeriksa atasan atau pimpinannya sendiri.

Priyo juga mengatakan, upaya buka-bukaan di tubuh Polri ini,  mampu menaikkan derajat kepercayaan publik kepada polisi. Karena sebelumnya angka kepercayaan publik berada di angka 73 persen tiba-tiba merosot menjadi 40 persen.

Dan sekarang dengan penjelasan Kapolri pada peran-peran anggota yang terlibat kasus pembunuhan Brigadir J, meningkatkan kepercayaan publik kembali.

Apalagi jika, motif penembakan yang didalangi oleh Irjen Ferdy Sambo bisa segera diungkap dan disampaikan kepada publik. Lewat motif inilah akan mudah diketahui, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ini. Dan adakah kemungkinan aktor intelektual lain, yang menjadi tokoh utama pembunuhan Brigadir J.

Pakar kriminilog ini juga menegaskan, agar peristiwa ini menjadi momen, untuk bersih-bersih institusi yang dipimpin Listyo Sigit Prabowo itu.

“Mumpung sedang buka-bukaan, dibuka saja tabir yang ada. Dulu kan sempat ada isu rekening gendut para jenderal, buka saja. Sampai Pak Mahfud (Menkopolhukam) bilang ini ada istilah Mabes di dalam Mabes, Pak kapolri sudah didukung Presiden dan rakyat, jadi dibersihkan sekalian saja. Kalau mau bersih-bersih ini kesempatannya,” pungkasnya.(dfn/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs