Jumat, 22 November 2024

Ini Penyebab Banjir di Pusat Kota Surabaya Beberapa Waktu Lalu

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Banjir di Jalan Dharmawangsa Surabaya, Jumat (7/1/2022). Foto: Wiharjo Tan via WA SS

Beberapa ruas jalan di Surabaya mengalami banjir usai diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Jumat (7/1/2022) sore. Saat itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya terjun langsung.

Salah satunya di Jalan Sono Kembang, banjir terjadi hampir setinggi setengah ban mobil.

Begitu juga di Jalan Dharmawangsa, Jalan Ngagel Madya, Jalan Ketintang, Jalan Basuki Rahmad, dan di Jalan Panglima Sudirman.

Banjir saat itu pun mengakibatkan lalu lintas di sejumlah titik macet. Eri Cahyadi sempat mengurai lalu lintas yang semrawut di Jalan Dharmawangsa.

Wali Kota Surabaya mengatakan, banjir di Dharmawangsa terjadi karena selama ini pintu air saluran Kalidami hanya mengandalkan gravitasi.

“(Banjir) Dharmawangsa di Kalidami dulu ada pompa, tapi kami mengandalkan gravitasi. Gravitasi kalau dia (kontur tanah) turun, aliran air banter (cepat). Tapi kalau landai, butuh dipompa. Solusinya, harus ada pompa,” kata Eri Cahyadi, Sabtu (8/1/2022).

“Terus di Jalan Basuki Rahmat-Panglima Sudirman, karena ada brandgang (sodetan saluran air) yang dulu dipakai dan sekarang dikasih pintu air, sehingga aliran airnya ketutup,” lanjut Eri.

Menurut Eri, banjir yang terjadi di kawasan Basra akibat aliran air hanya menuju satu titik ke Rumah Pompa Kenari (Grahadi). Karena itu, brandgang itu harus dibuka supaya bisa membagi aliran air ketika hujan deras turun.

“Air yang harusnya lari ke brandgang malah ke Grahadi (Kenari), jadinya antre di situ. Maka harus diganti brandgang-nya, jangan ditutup,” ujarnya.

Lilik Arijanto Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya menambahkan, untuk mengatasi banjir di pusat kota dia sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

“Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di dinas. Nanti ke depan saya akan membagi aliran dari Panglima Sudirman ke arah Kalimas langsung,” kata Lilik.

Baca juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang di Surabaya, Rumah Roboh, Banjir, dan Pohon Patah

Melalui cara itu, Lilik menyebutkan, nantinya aliran air tak hanya menuju ke Rumah Pompa Kenari karena sudah terbagi menjadi dua arah.

Selain itu, Lilik menerangkan, banjir yang terjadi di pusat kota Jumat malam itu juga disebabkan karena Rumah Pompa Kenari banyak kehilangan energi.

“Pertama kena screening sampah, terus ada material bangunan yang menghalangi. Itu akan kami tambah kapasitasnya dengan membuka pompa grahadi itu,” ujarnya.

Lilik bilang, saat hujan deras terjadi pada Jumat sore pihaknya telah mengkondisikan permukaan air Kalimas pada posisi paling rendah dengan pompa air yang ada di sana.

Namun, langkah taktis itu rupanya masih belum mampu mengatasi genangan di pusat kota.

Sementara untuk banjir di kawasan Jalan Darmawangsa, kata Lilik, hulunya berada di Saluran Kalidami karena kontur tanah yang hampir rata atau kemiringannya rendah, maka aliran air berjalan landai menuju ke hilir.

“Sehingga air itu antre ke sana, sementara di tengahnya, wilayahnya hulu sini (Jalan Darmawangsa) dengan pusat Kalidami banyak perumahan yang tinggi-tinggi, sehingga antre (airnya) mengalir ke sana,” kata dia.

Oleh sebab itu, untuk mempercepat aliran air menuju Saluran Kalidami, pihaknya akan memanfaatkan kembali pompa yang ada di sana.

Upaya itu dia harapkan dapat mengurangi percepatan pengeringan di wilayah hulu atau di kawasan Jalan Darmawangsa.

“Pompanya saat ini tidak dimanfaatkan di situ (Kalidami), tapi nanti mau kami fungsikan lagi. Karena kondisi curah hujan yang semakin hari semakin tinggi,” katanya.(dfn/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs