Jumat, 22 November 2024

Indonesia dan WHO Sepakat Bentuk Pusat Pelatihan Medis Darurat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Prabowo Subianto Menteri Pertahanan RI menandatangani kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) untuk membentuk pusat pelatihan multi-negara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT) di Universitas Pertahanan RI. Foto: istimewa

Prabowo Subianto Menteri Pertahanan RI menandatangani kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) untuk membentuk pusat pelatihan multi-negara guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT) di Universitas Pertahanan RI

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Tujuan dari kesepakatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Indonesia, negara-negara Asia, dan negara di sekitarnya untuk dapat bertindak cepat ketika terjadi keadaan darurat.

MoU ini ditandatangani oleh Prabowo, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI, dan Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO disaksikan oleh Mahfud MD Menko Polhukam mewakili Presiden RI di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa (15/11/2022).

“Memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial, fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri. Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital,” kata Prabowo.

“Kita lebih aman dan kuat saat kita menyiapkan diri kita bersama,” lanjutnya.

Ia pun menjelaskan bahwa pembentukan pusat pelatihan ini menjadi upaya bagi permasalahan kesenjangan penanganan pandemi di berbagai daerah, terutama dalam kesiapan personel.

Sementara itu Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa ancaman kesehatan, dalam hal ini penyakit, merupakan ancaman terbesar.

Adapun perang melawan penyakit seperti yang telah dilaksanakan dalam mengatasi pandemi COVID-19 harus dilakukan bersama-sama.

“Kami perlu belajar dari TNI dan Kemhan dalam melaksanakan manajemen penanganan pandemi yang dilakukan selayaknya seperti saat berperang,” ujar Budi.

Mahfud MD yang mewakili Presiden RI pada kesempatan itu mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini.

“Saya berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kesiapan Indonesia dan negara-negara di kawasan dalam menghadapi keadaaan darurat serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan untuk menghadapi pandemi ynag mungkin terjadi di masa mendatang,” tegasnya.

MoU yang ditandatangani ini memuat di antaranya cara kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan WHO, didasarkan pada langkah-langkah yang diterapkan oleh Kemhan RI dan Kemkes RI, sejalan dengan Keputusan Presiden untuk mengelola pandemi Covid-19 dan masalah keamanan kesehatan lainnya.

Pusat pelatihan multi-negara akan memungkinkan Indonesia dan negara-negara lain untuk memiliki pelatihan pelengkap melalui paket pelatihan baru yang inovatif termasuk latihan simulasi. Pelatihan akan mencakup berbagai bidang, termasuk mengelola keadaan darurat kesehatan masyarakat, manajemen medis dan logistik, serta dampak medis, sosial, dan ekonomi dari keadaan darurat.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs