Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga (Unair) mengatakan bahwa setelah melakukan uji klinis, vaksin Inavac mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Setelah melalui perjalanan panjang dan didampingi oleh BPOM mulai dari tahap uji praklinis, tahap uji klinis ke-1 sampai ke-3, akhirnya vaksin Inavac telah mendapatkan izin EUA oleh BPOM dan akan diproduksi secara massal,” tuturnya dalam Sidang Dies Natalis Unair ke-68 yang berlangsung pada Rabu (9/11/2022).
Vaksin yang merupakan hasil karya peneliti Unair ini menggunakan inactivated virus, di mana virus telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit. Vaksin ini digunakan sebagai pencegahan Covid-19 yang dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Menurut keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Nasih menyampaikan terima kasih kepada berbagai elemen yang telah mendukung pengembangan vaksin ini.
“Terima kasih kepada Kementerian Kesehatan karena telah memberikan dukungan berupa pendanaan yang tidak sedikit, Pemerintah Provinsi dan Rumah Sakit dr. Soetomo yang telah memberikan dukungan yang luar biasa serta tak kalah pentingnya yakni peran para peneliti Unair yang bekerja keras untuk hal ini,” ujarnya.
Sebagai informasi, EUA dikeluarkan oleh lembaga terkait di suatu negara dalam kondisi gawat darurat yang mengancam kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan RI mengatakan sekitar 10 juta dosis vaksin Covid-19 produksi dalam negeri mulai disuntikkan kepada masyarakat sasaran pada bulan November ini.
“November ini kami harapkan ada 5 juta dosis vaksin dalam negeri yang bisa kita pakai dan Desember juga ada 5 juta dosis lagi. Sehingga total yang bisa dibeli dan dimanfaatkan tahun ini 10 juta dosis,” kata Budi dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Selasa (12/11/2022).
Sebagian besar vaksin dalam negeri akan dimanfaatkan untuk memberikan dosis penguat atau booster kepada masyarakat.
Vaksin yang dimaksud adalah vaksin IndoVac berplatform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.
Vaksin dalam negeri berikutnya, adalah InaVac berplatform inactivated virus dikembangkan tim peneliti dari Universitas Airlangga bekerja sama dengan produsen PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Budi mengatakan pemerintah membeli vaksin 3,6 juta dosis vaksin IndoVac dan 1,5 juta dosis vaksin InaVac pada November 2022 untuk menutupi kebutuhan 4,94 juta sasaran booster.
Pembelian kedua vaksin berlanjut pada Desember 2022 masing-masing 1,4 juta dosis vaksin IndoVac dan 3,5 juta dosis InaVac untuk menutup kebutuhan 5,11 juta lebih sasaran.(rum/iss)