Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui IDAI Cabang Sumatera Barat mengirimkan bantuan tenaga medis dua orang dokter spesialis anak dan empat dokter umum residen anak ke lokasi terdampak bencana di Pasaman.
Dokter Finny Fitry Yani Ketua IDAI Sumatra Barat mengatakan, IDAI Cabang sudah menyiapkan tim mitigasi yang menangani korban bencana terutama anak-anak di wiayah terdampak gempa selama sepekan ke depan secara bergiliran.
Setiap tim terdiri dari dua orang dokter spesialis anak dan empat orang dokter residen.
“Kami juga berkoordinasi dengan IDI Wilayah Sumatra Barat dan organisasi profesi medis lainnya serta Basarnas dan BNPB untuk penanganan korban terutama anak-anak. Bantuan donasi dari anggota IDAI seluruh Indonesia dipusatkan di IDAI Sumatra Barat dan sebagian besar sudah didistribusikan dalam bentuk barang kebutuhan pokok dan perlengkapan vital terutama untuk anak-anak,” ujarnya lewat pesan tertulis yang diterima Suara Surabaya, Minggu (27/2/2022).
Tim Pertama Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat terdiri dari Dokter Indra Ihsan dan Dokter Ronaldi Noor, serta empat dokter residen di wilayah Nagari Kajai menemukan tiga korban anak.
Seorang anak mengalami kejang, demam, dan satu anak dengan epilepsi putus pengobatan. Sesudah ditangani tim, langsung dirujuk ke RS setempat di Pasaman. Lalu, di posko pengungsian juga ada seorang anak yang terindikasi Hepatitis A.
Dokter Indra Ihsan Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat mengatakan, dari total sekitar lima ribu pengungsi di wilayah Nagari Kajai, ada 190 anak-anak terdiri dari 20 bayi di bawah usia satu tahun, sekitar 50 balita, dan sekitar 120 anak usia di atas lima sampai 15 tahun.
Hari ini, tim kedua dari Satgas Bencana IDAI Sumatra Barat yang terdiri dari tiga orang dokter spesialis anak yaitu Dokter Asrawati, Dokter Irwandi, dan Dokter Riris Juwita serta enam orang dokter residen tiba di lokasi Nagari Kajai.
Sebagian tim akan menuju ke Malampah yang jalurnya baru dibuka hari ini oleh Basarnas.
Sementara itu, Kurniawan Taufiq Kadafi Ketua Satgas Bencana IDAI mengatakan pihaknya sudah mendirikan posko Kesehatan darurat di Kajai sebagai salah satu pendukung fasilitas Kesehatan Puskesmas Kajai.
Hasil pantauan Tim Satgas Bencana IDAI di dua wilayah terdampak (Kajai dan Malampah), anak-anak di wilayah tersebut, mulai terlihat efek bencana pada anak berupa diare karena kurangnya air bersih dan pada saat tenda pengungsian didirikan sehari sebelumnya, hujan masih berlangsung.
Selain diare, Tim Satgas Bencana IDAI yang dimotori Satgas Bencana IDAI Sumatera Barat juga mengantisipasi sejumlah penyakit anak yang mungkin terlihat beberapa hari ke depan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Hepatitis A, Malaria, infeksi saluran cerna, penyakit kulit, tipus, dan Covid-19.
Selain itu, masalah stunting yang selama ini sudah terjadi di wilayah Pasaman juga potensi akan memburuk selama masa bencana.
Merujuk data yang dihimpun Komite Tanggap Bencana dan Tim Mitigasi IDI Wilayah Sumatra Barat, dari empat korban meninggal akibat bencana gempa bumi yang dilaporkan, terdapat satu korban anak balita, dan satu korban anak usia remaja.
Sementara itu, dari data korban yang dirujuk, terdapat satu anak usia delapan tahun akibat patah tulang.(rid)