Lindia Miniarti Wakil Ketua 2 Himpunan Pengusaha Penata Acara Pernikahan Indonesia (Hastana) DPW Jawa Timur memproyeksikan bisnis wedding organizer dan wedding planner di Jatim akan mengalami kenaikan lebih dari 50 persen pada triwulan pertama pascapandemi.
“Dari Juli sampai Agustus sudah bisa penuh pada hari Sabtu, dan Minggu. Kalau dibandingkan waktu pandemi, sudah naik sekitar 50 persen. Ke depannya kami berharap bisa lebih dari itu,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Minggu (12/6/2022).
Menurut Lindia, pelonggaran pascapandemi menjadi penanda kembali menggeliatnya jasa penyelenggara acara pernikahan di Jawa Timur, dan juga berbagai daerah di Tanah Air.
Waktu pandemi Covid-19 dan berlakunya pembatasan kegiatan masyarakat, Lindia mengaku harus memutar otak untuk mempertahankan bisnisnya.
Dia beryukur masih bisa melayani beberapa klien dengan konsep intimate dan protokol kesehatan ketat.
“Jumlah undangannya terbatas biasanya. Tapi, kalau sekarang seiring pelonggaran orang-orang sudah mulai berebut gedung dan venue,” ujarnya.
Lindia dan 23 member Hastana menyambut positif kenaikan permintaan itu.
Menjelang bulan besar bertepatan dengan momen Iduladha yang dipercaya mayoritas orang Jawa sebagai bulan baik untuk melangsungkan pernikahan, Hastana menggandeng 23 membernya untuk menggelar pameran pernikahan berkonsep adat Jawa bekerja sama dengan salah satu Hotel di Surabaya.
“Adat pernikahan tradisional harus terus dilestarikan, karena ada makna di setiap ritual,” katanya.
Selain itu, alasan Lindia menggandeng salah satu hotel bintang lima untuk membuat kesan konsep adat Jawa juga bisa mengikuti desain interior di era modern.
“Kalau di hotel biasanya identik dengan konsep pernihakan eropa dan cina. Kenapa kita nggak pakai adat kita sendiri? Jadi, monsep adat kami kemas semenarik mungkin,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Lindia berharap nilai-nilai luhur yang tersirat dalam adat pernikahan Jawa tetap lestari.(tha/wld/rid)