Sabtu, 23 November 2024

Fraksi PKS: Yaqut Lukai Perasaan Umat Islam dan Merusak Toleransi

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jazuli Juwaini Ketua Fraksi PKS DPR RI. Kamis (24/2//2022). Foto: Farid Kusuma

Jazuli Juwaini Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI menilai Yaqut Cholil Qoumas Menteri Agama sangat tidak etis dan keterlaluan menganalogikan suara azan dari pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing.

“Pernyataan Yagut keterlaluan, tidak etis, dan tidak pada tempatnya. Kami minta segera klarifikasi dan minta maaf,” ujar Jazuli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/2/2022).

Menurut Jazuli, kumandang azan melalui pengeras suara sudah menjadi kearifan Umat Islam di Indonesia sejak dahulu. Selama ini, tidak ada masalah karena masyarakat sangat mengedepankan toleransi.

Umat beragama lain tidak merasa terganggu dan bisa hidup berdampingan secara damai. Begitu juga Umat Islam di wilayah minoritas bisa menerima simbol peribadatan agama lain, seperti acara misa/kebaktian atau penutupan jalan dan penghentian aktivitas ketika acara Nyepi di Pulau Bali.

Maka dari itu, Jazuli mengingatkan Kementerian Agama tidak perlu mengatur-atur kumandang azan melalui pengeras suara, seolah hal itu menimbulkan masalah besar di tengah masyarakat.

Dia mengatakan Kementerian Agama harus menyerahkan pada kearifan umat beragama. Yang dikedepankan pemerintah seharusnya narasi dan penguatan toleransi, bukan mengatur hal yang sudah berlangsung lama dan penuh toleransi di tengah-tengah masyarakat.

“Kumandang azan melalui pengeras suara ini sudah bertahun-tahun menjadi kearifan umat Islam di Indonesia. Umat lain hidup berdampingan dengan azan dan penuh toleransi. Ketika pemerintah mengatur-atur secara rigid hal yang sudah menjadi kearifan apalagi dengan narasi yang buruk akibatnya malah jadi polemik yang kontraproduktif,” paparnya.

Jazuli menilai, pernyataan Menteri Agama justru tidak merepresentasikan toleransi, begitu ngotot mengatur suara azan hingga menganalogikan dengan gonggongan anjing.

“Kementerian Agama ini bukan baru dibentuk, Yaqut juga bukan Menteri Agama pertama. Sudah banyak Menteri Agama sebelumnya, tapi tidak begini cara mengelola umat. Menag harus pakai akal sehat dan kearifan,” pungkasnya.(rid/man/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs