Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penelitian sejak 2020 tentang potensi kandungan mineral dari lumpur yang sudah belasan tahun menyembur di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo adalah Mineral Kritis (Critical Raw Material) dan hasilnya, ditemukan mineral langka Lithiumdan Stronsium.
Awaluddin Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi mengatakan, kandungan mineral logam yang ada di lumpur Sidoarjo ini memiliki beberapa keistimewaan. Salah satunya kandungan logam yang lebih padat dan lebih mudah diekstraksi.
Kandungan Lithium yang ada di lumpur Sidoarjo, ia sebut memiliki kadar yang cukup tinggi yakni 99,26 – 280 ppm.
“Kalau di Belitung kan kita datanya belum banyak. Kalau Lithium di Sidoarjo kepadatannya ya, lebih mudah sebenarnya dari sisi teknologi ekstraksi,” kata Awaluddin kepada Radio Suara Surabaya, Senin (24/1/2022).
Studi lanjutan terhadap kandungan logam lumpur Sidoarjo dilakukan Badan Geologi bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batu Bara (Puslitbang tekMira).
Berbeda dengan aktifitas tambang pada umumnya logam, penemuan logam di lumpur Sidoarjo ini dianggap lebih memudahkan karena lumpur menyeburkan logam-logam itu sendiri.
“Ini kabar baik. Kalau sumbernya (semburan lumpur) keluar terus, ini kita nggak menambang tapi memanen,” tuturnya.
Artinya, langkah eksplorasi di Lumpur Lapindo jauh lebih mudah dibanding lokasi lain seperti Belitung.
Saat ini kata Awaludin, Penelitian mengenai kandungan logam di lumpur Sidoarjo masuk dalam tahapan uji ekstraksi, setelah itu pendetailan dan eksplorasi.
Harapannya, hasil uji ekstraksi dapat bisa dilihat pada pertengahan tahun 2022.
“Kalau hasil dari evaluasi bagus, kita lanjutkan pendetailan dan eksplorasi untuk mendapatkan sumber daya,” ungkapnya.
Awaludin menyebutkan, temuan awal ini masih akan menunggu arahan dari Pemerintah, bagi ESDM sendiri temuan kandungan mineral di lumpur Lapindo penting, karena dua material ini menjadi bahan baku energi terbarukan yang dibutuhkan semua negara.
Maka, “harta karun” yang ditemukan di Sidoarjo ini harus bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nasional.
Lithium sendiri merupakan salah satu bahan baku penting dalam pembuatan baterai listrik. Ini selaras dengan perkembangan teknologi mobil listrik yang sedang dikembangkan oleh banyak negara.
Sedangkan Stronsium merupakan bahan baku yang digunakan dalam industri teknologi. Apalagi, ia menyebut kandungan Litium dan Stronsium di lumpur Sidoarjo memiliki kadar tinggi.
“Lithium dan Stronsium lebih kita sebut mineral kritis. Terkait isu global di mana bahan baku teknologi tinggi dan mineral untuk energi, temuan ini sangat terkait dengan itu. Stronsium jadi inovasi berteknologi tinggi,” paparnya.
Selain Puslitbang tekMira, Badan Geologi juga akan melibatkan sejumlah institusi penelitian lain, baik dari dalam mau pun luar negeri. Terutama kalangan kampus, diantaranya ITS.
Di samping nilai ekonomi, Badan Geologi Kementerian ESDM kata Awaludin, juga masih berfokus pada penanganan dan pengelolaan semburan lumpur di Sidoarjo untuk meminimalisir risiko keberadaannya (hazard to resources).(tin/rst)