Jumat, 22 November 2024

Eri Cahyadi: Konektivitas Pelayanan Kesehatan dan Transportasi Jadi Target Surabaya Raya ke Depan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya (kanan) bersama Erna Purnawati Pj. Sekda Surabaya (kiri) saat mengisi program Semanggi Suroboyo di Studio Radio Suara Surabaya, Jumat (14/10/2022). Foto: Billy suarasurabaya.net

Fokus untuk memaksimalan konektivitas Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo), tidak hanya pada kemudahan transportasi saja, namun juga sektor pelayanan kesehatan dianggap sangat perlu.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (10/14/2022) mengatakan, banyaknya masyarakat yang tinggal di Sidoarjo tapi punya mobilitas dan aktivitas di Surabaya/Gresik maupun sebaliknya, jadi alasan dibalik pentingnya konektivitas tersebut. Untuk itu, Kota Surabaya tidak bisa berdiri sendiri untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.

Wali Kota Surabaya mengungkapkan jika di tahun 2023 ada target untuk program universal health coverage (UHC) atau jaminan kesehatan untuk masyarakat ber-KTP Surabaya Raya. Nantinya, masyarakat di tiga wilayah tersebut bisa dilayani dengan standar yang sama.

“Jadi tiga daerah ini memang saling melengkapi. Nanti warga KTP Sidoarjo/Gresik bisa dilayani di faskes Surabaya juga sebaliknya yang Surabaya bisa dilayani di dua daerah tersebut,” jelasnya saat mengisi program Semanggi Suroboyo.

Terkait transportasi, Eri menjelaskan jika di tahun 2020 lalu, rasio panjang jalan terhadap jumlah penduduk Kota Surabaya adalah 0,54. Artinya, jalan di Kota Surabaya sepanjang 1.697,39 kilometer harus melayani jumlah penduduk sebesar 2.970.730 orang. Belum lagi, jika ditambah dengan warga dari mobilitas warga Kabupaten Sidoarjo dan Gresik di Kota Surabaya.

Sementara itu, Pemkot Surabaya telah membebaskan lahan seluas 12,3 hektar untuk pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat dan lahan seluas 11,8 hektar untuk pembangunan Jalan Lingkar Luar Timur. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat dan Jalan Lingkar Luar Timur tidak terlepas dari kontribusi pengembang yang terkena rencana pembangunan tersebut.

“Oleh karena itu, infrastruktur jalan seperti di Middle East Ring Road (MERR), Frontage Ahmad Yani, harus terkoneksi dengan yang ada di Sidoarjo. Begitu juga dengan box culvert di Banyu Urip yang ditargetkan bisa nyambung ke Gresik. Sehingga ini bisa kita samakan termasuk dengan moda transportasinya,” ungkap Eri.

Adapun, jalan baru di kawasan barat yakni radial road yang menghubungkan bundaran Pakuwon Mall hingga ke G-Walk Citraland, Surabaya. Jalan tersebut, disampaikan Eri juga nantinya bisa mengurai kemacetan di kawasan itu.

Dia menjelaskan, jika hal tersebut selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2021-2026, di mana salah satu sasaran prioritasnya adalah mewujudkan kemantapan infrastruktur jalan berkualitas yang mendukung mobilitas antar moda secara terpadu dan terintegritas.

Di Surabaya, kata Eri, fasilitas pendukung moda transportasi tersebut juga telah disiapkan. Salah satunya yakni feeder yang bentuknya seperti minibus, untuk menjemput dan mengantar penumpang menuju ke moda transportasi utamanya.

“Salah satu rencana kami (Bupati dan Wali Kota), Surabaya Raya ini punya moda transportasi massal yang nyaman dan harganya lebih terjangkau dari naik kendaraan pribadi. Ke depannya memang mengarah kesitu,” imbuhnya.

Namun, dia juga menjelaskan jika setiap daerah punya prioritas pembangunan untuk infrastruktur yang disesuaikan dengan anggaran masing-masing. Sehingga harus dilakukan secara bertahap dan perlu komunikasi yang matang.

“Jadi saya tegaskan, tiga daerah ini tidak ada persaingan, karena kita saling membutuhkan satu sama lain. Hambatan sejauh ini tidak ada, hanya saja memang pak Bupati (Sidoarjo dan Gresik) punya prioritas sendiri-sendiri untuk daerahnya,” pungkasnya. (bil)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs