Windhu Purnomo Epidemiolog Universtas Airlangga Surabaya mengatakan semua penyakit menular bisa jadi pandemi kalau masyarakat tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
“Kecepatan penularannya (virus hepatitis akut misterius) tidak seperti Covid. Ini jauh lebih lambat, tapi fatalitasnya tinggi. Semua penyakit bisa jadi pandemi. Tergantung masyarakat. Kalau tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, ya, bisa saja,” kata Windhu kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (10/5/2022).
Windhu menjelaskan, di dunia ini memang ada beberapa penyakit yang sampai hari ini belum diketahui penyebabnya. Setelah dilakukan penelitian, baru diketahui jenis virusnya. Sehingga, hal terpenting memang mencegah dan melindungi diri sendiri dan keluarga dengan hidup bersih.
“Mau melakukan apapun, cuci tangan dulu. Awasi kebersihan makanan dan benda yang masuk ke mulut anak-anak. Selalu minum air bersih yang matang,” ujarnya.
Melihat gejala yang sudah dipublikasikan WHO–meskipun WHO belum tahu penyebab dan jenis virusnya–Windhu memprakirakan virus hepatitis akut misterius masuk ke tubuh manusia melalui mulut.
“Kalau bergejala seperti muntah, nyeri perut, warna air kencing pekat seperti teh, dan demam tinggi, segera ke rumah sakit. Kalau ditanya petugas medis, jawablah dengan jujur,” tutur Windhu.
Hepatitis yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah Hepatitis A. Penularannya dari tinja, tanpa sengaja dibawa lalat ke makanan. Sementara Hepatitis B dan C penularannya melalui darah.
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) mengatakan, dari tanggal 27 April 2022 sampai sekarang tercatat ada 15 kasus hepatisis akut misterius yang terdeteksi di Indonesia.
Dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5/2022), Menkes menyatakan pihaknya sudah menerbitkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan penyelidikan epidemiologi (surveilans) lintas sektoral.
Pemerintah juga menetapkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta, sebagai rumah sakit rujukan.(iss)