Vaksin Merah Putih yang telah diberi nama Inavac oleh Joko Widodo Presiden sudah memasuki uji klinis fase ketiga.
Dokter Dominicus Husada, SpA, Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Merah Putih mengatakan, vaksin Inavac sudah melalui tahap rekrutmen relawan.
“4000 orang sudah melampaui tahap rekrut, bahkan sekarang ini sudah selesai sesi ke-2. Mereka diinjeksi dua kali, setelah itu dikumpulkan data pada darahnya. Darahnya diambil untuk melihat tingkat kekebalan yang dihasilkan.” katanya saat dihubungi Suara Surabaya, Rabu (31/8/2022).
Vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia ini memerlukan waktu 1 bulan lagi untuk mengajukan perizinan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Vaksin ini masih dalam tahap uji klinis fase 3. Fase 3 adalah fase terakhir tahapan uji klinis. Jika hasil fase 3 ini baik, maka kita akan mengajukan ke Badan POM untuk persetujuan edar. Jadi masih menunggu kira-kira 1 bulan yang akan datang untuk pengajuan ke BPOM.” ujarnya.
Dalam proses uji klinis tahap ketiga vaksin Inavac memiliki beberapa kendala. Salah satu yang menjadi kendala utama adalah perekrutan relawan vaksin.
“Yang pertama-pertama soal perekrutan, ini besar hambatannya. Karena di Indonesia ini sudah 200 juta orang yang sudah divaksin, sedangkan yang direkrut untuk uji klinis ini tidak boleh divaksin. Nah itu kendala utama. Jadi rekrutmen berlangsung relatif tidak bisa terlalu cepat dibandingkan uji klinis 1 dan 2.” tutur Dominicus.
Dia juga mengatakan setelah vaksin ini resmi beredar akan digunakan Kementerian Kesehatan untuk vaksin booster dan untuk remaja usia 12-17 tahun.
Dominicus berharap semua pihak dapat mendukung poses pembuatan vaksin Inavac ini.
“Kita dalam sejarah tidak pernah membuat vaksin sendiri dari awal, jadi apapun yang kita hasilkan adalah suatu catatan yang penting dalam kemandirian bangsa. Oleh karena itu kami meminta dukungan dari semua pihak, saya kira ini yang paling penting dari Vaksin Merah Putih Unair itu ada di situ.” pungkasnya.(gat/rst)