Sabtu, 23 November 2024

Ekspedisi JawaDwipa di Surabaya Fokus Menyusuri Tempat yang Dilalui Sesar Surabaya dan Waru

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Lien Sururoh Ketua Tim Peneliti JawaDwipa waktu menjelaskan latar belakang ekspedisi, Senin (14/11/2022). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Lien Sururoh Ketua Tim Peneliti JawaDwipa menjelaskan untuk lokasi penelitian di wilayah Surabaya bakal fokus menyusuri tempat yang diperkirakan dilalui sesar Surabaya dan sesar Waru.

Salah satu tempat di Surabaya yang rencananya akan didatangi oleh Ekspedisi Jawadwipa adalah Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria yang berada di Jalan Kepanjen.

“Sejarah menyebutkan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria itu rusak (akibat gempa) di tahun 1800an,” ujarnya dalam press conference JawaDwipa, Senin (14/11/2022).

Sedangkan, di wilayah Jatim lainya tim JawaDwipa akan meneliti berbagai prasasti, candi, maupun artefak yang menjelaskan terjadinya gempa di masa lampau.

“Ada prasasti juga, kita juga cari lagi apakah ada sastra lisan ataukah tulisan dan lain-lainya yang ada hubunganya dengan bencana di masa-masa sebelumnya,” ujar dia.

Sementara itu Amien Widodo Pakar Geologi Institu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merespon bahwa penelitian ini merupakan contoh yang bagus dalam bentuk memitigasi bencana secara kearifan lokal.

Amien Widodo Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya waktu menjadi narasumber dalam press conference JawaDwipa, Senin (14/11/2022). Foto: Wildan suarasurabaya.net

“Ini suatu contoh yang bagus, dari dulu ada bangunan dibangun tidak pakai semen. Kan ada bangunan dulu yang sampai sekarang utuh,” jelas Amien.

Menurutnya orang-orang di masa lalu memiliki kecerdasan untuk memitigasi bencana dengan memahami kondisi alam dan menerapkan cara-cara tertentu supaya dampak bencana alam terminimalisir.

‘Itu suatu kecerdasan, jadi mereka sudah membuat bangunan yang tidak rontok oleh gempa. Harusnya itu menjadi suatu kajian untum diterapkan oleh pemerintah,” pungkas Amien.

Perlu diketahui, tim Ekspedisi JawaDwipa akan menyusuri sepuluh daerah di Jawa Timur untuk melakukan pelacakan jalur gempa dan tsunami melalui manuskrip serta memori kolektif masyarakat, pada 14 November hingga 16 Desember 2022.

Sepuluh daerah itu yakni, Pacitan, Blitar, Malang, Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Surabaya, Mojokerto, dan Tuban.

Ekspedisi JawaDwipa Segmen Jatim bakal dijalankan oleh dua tim yang berpencar melakukan penelitian. Peneliti yang berjumlah 13 orang itu berlatar belakang Sejarah, Arkeologi, Sosiologi, Antropologi dan Geologi.(wld/gat)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs