Jumat, 22 November 2024

Eco Enzyme Olahan Relawan Binaan Smelting di Gresik Bantu Peternak Sapi Lakukan Disinfeksi Wabah PMK

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Peternak sapi di Wringinanom Gresik menunjukkan sapi ternaknya yang sehat setelah mendapatkan disinfeksi cairan eco enzyme dari relawan binaan PT Smelting. Foto: Istimewa

Relawan Eco Enzyme Indonesia (REEI) Kabupaten Gresik bersama PT Smelting melakukan sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan limbah organik sebagai cairan serbaguna eco enzyme, di Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Selasa (28/6/2022). Cairan hasil olahan ibu rumah tangga ini ternyata bermanfaat menjadi disinfeksi bagi sapi yang terancam wabah penyakit kuku, dan mulut (PMK).

Tatik Erawati, Relawan REEI Gresik mengatakan, pembuatan eco enzyme salah satu jalan untuk mengurangi sampah rumah tangga. Karena bahan-bahan untuk pembuatan eco enzyme merupakan sisa bahan pangan atau makan rumah tangga. “Seperti kulit mangga, pisang, kulit pepaya dan sebagainya,” papar Tatik dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net.

Bahan-bahan itu, lanjut Tatik kemudian difermentasi dalam bak plastik berpenutup rapat dengan campuran air dan gula merah, paling sedikit 90 hari.

Penyimpanan harus diletakkan di tempat yang bersih dan teduh. Disarankan sebelah wadah diletakkan tanaman lidah mertua untuk menetralisir gas metana.

“Jadi komposisinya, sisa buah dan sayuran 3 kilogram, gula merah atau molases 1 kilogram, dan air 10 liter, ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk,” jelasnya.

Bahan limbah rumah tangga yang dipakai untuk membuat eco enzyme harus dalam keadaan segar dan tidak busuk. “Disarankan lima jenis limbah organik dalam satu kali produksi,” imbuhnya.

Manfaat dari eco enzyme ini menurut Tatik banyak sekali, mulai dari untuk detoksifikasi, cuci baju, obat luka, menghilangkan bau toilet, dapur dan garasi dan sebagainya.

Saat pemakaian, cairan eco enzyme dilarutkan dalam air. Komposisi, satu botol air dalam tempat penyemprotan ditetesi satu tutup atau dua tutup botol eco enzym.

“Bisa juga untuk pencegahan penyakit ternak seperti PMK dan membantu penyembuhan,” ungkapnya.

Moch Sohidin Kepala Desa Sumberwaru Wringinanom menyampaikan terima kasih atas sosialisasi yang dilakukan REEI dan Smelting, yang mengedukasi warga memanfaatkan limbah dapur untuk eco enzyme.

“Problem sampah rumah tangga bisa dikurangi, dan manfaat eco enzyme untuk peternakan bisa dipakai warga sini, kebetulan banyak juga yang punya ternak sapi dan kambing,” katanya.

Rachmayani Senior Staff General Affairs PT Smelting mengungkapkan, jika Smelting mendukung upaya yang dilakukan REEI, selain karena eco enzyme punya manfaat yang luar biasa, pengguna limbah rumah tangga juga bisa mengurangi penumpukan sampah di TPA.

“Kami mensuport teman-teman komunitas eco enzyme ini, bentuknya peralatan yang dibutuhkan untuk produksinya, tentu ini sejalan dengan visi Smelting dalam pelestarian lingkungan,” katanya.(ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs