Vasyl Hamianin Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Ukraina untuk Republik Indonesia menyatakan ketertarikannya pada sastra Indonesia, terutama sastra Jawa kuno.
“Serat Kalatidha karya Raden Ngabehi Rangga Warsita yang dikenal masyarakat Jawa sebagai ramalan datangnya zaman edan, seperti yang terjadi saat ini,” kata Vasyl saat berkunjung ke Suara Surabaya Centre pada Selasa (22/11/2022).
Eddy Prastyo Manajer Produksi Suara Surabaya menyambut Vasyl yang datang bersama Radityo Dharmaputra Dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, dengan mengucapkan Ласкаво просимо (laskavo prosymo) atau selamat datang dalam bahasa Ukraina.
Doktor dalam bidang sejarah dunia ini datang ke kota pahlawan dalam rangka pengembangan Pusat Studi Eropa dan Eurasia di Universitas Airlangga.
Selain Serat Kalatidha, karya sastra Indonesia yang mencuri hati pria kelahiran Desember tahun 1971 ini adalah pidato Bung Tomo dan puisi Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar. Dalam dua tulisan tersebut terkandung sikap berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
“Kota Surabaya Kota Pahlawan, kemarin Hari Pahlawan dan merdeka Ukraina. Bagi saya, pidato Bung Tomo sangat simbolik. Menjadi inspirasi untuk merdeka,” kata Vasyl saat mengudara di Radio Suara Surabaya.
Pada kesempatan yang sama, duta besar yang pernah bertugas di Republik Rakyat Tiongkok ini juga mengutip pernyataaan Joko Widodo Presiden Republik Indonesia di G20, “Stop the war, stop the war, stop the war“.
Dia mengaku memiliki harapan yang sama untuk menghentikan perang yang mengakibatkan penderitaan orang-orang tak berdosa.
Duta besar yang bertugas di Indonesia sejak Juli 2021 ini juga menyampaikan bahwa hubungan diplomatik kedua negara sudah terjadi sejak dulu, satu di antaranya berupa dukungan Ukraina untuk Indonesia di kancah internasional.
Selain itu, menurutnya, orang Indonesia memiliki beberapa kemiripan dengan orang Ukraina. Suka menyanyi dan memiliki aneka kuliner yang lezat.
“Kuliner Surabaya sangat enak. Saya suka sarapan bubur ayam, tapi belum biasa makan pedas,” ujarnya.(iss/ipg)